Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 08:31 WIB | Kamis, 25 Mei 2017

Jazz Mben Senen Tampil di ART|JOG|10 – 2017

Penampilan komunitas Jazz Mben Senen di panggung Art|Jog 10, Rabu (24/5) malam. (Foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Memasuki hari keenam Rabu (24/5), panggung ART|JOG|10 yang menjadi wajah baru penyelenggaraan Art|Jog dimeriahkan dua penampilan grup musik: Komunitas Jazz Mben Senen dan solo biola Hanny Bawal.

Komunitas Jazz Mben Senen yang secara reguler tampil setiap Senin malam di Bentara Budaya Yogyakarta, membuka panggung dengan sebuah komposisi baru dengan permainan dengan satu terompet, 3 saxofon, 1 gitar elektrik, 1 piano, 1 bass elektrik, 2 drum set, sebuah alat perkusi, serta contra bass.

Jazz Mben Senen mengawali repertoar dengan permainan sebelas pemain musik secara bersamaan memainkan komposisi garapan  Harly Yoga Pradana. Dalam interlude di tengah komposisi dengan hanya menyisakan tiga pemain di atas panggung, Harly Yoga melakukan eksplorasi dengan memainkan solo contra bass diiringi gitar elektrik dan drum.

Di akhir komposisi yang berdurasi hampir 53 menit dimainkan tanpa jeda, setelah permainan solo contra bass Yoga seluruh pemain terlibat kembali naik panggung berkolaborasi menuntaskan repertoar tersisa.

Kepada satuharapan.com Rabu (24/5) malam Yoga menjelaskan bahwa komposisi tersebut disusun dari refleksi dirinya membayangkan suara hati para korban bencana alam besar yang pernah melanda Indonesia dan memorakporandakan kehidupan masyarakatnya yaitu gunung meletus, gempa, dan tsunami.

Wilayah Yogyakarta sendiri dalam satu dekade terakhir mengalami beberapa bencana besar yakni letusan Gunung Merapi (2006, 2010), terdampak letusan Gunung Kelud (2014) serta gempa bumi besar yang menelan ribuan korban jiwa pada tahun 2006.

Tanpa mengetahui sebelumnya repertoar apa yang sedang dimainkan, eksplorasi permainan Jazz Mben Senen di Art|Jog 10, Rabu(24/5) malam dengan komposisi baru membawa penonton dalam sebuah suasana emosional: gesekan contra bass yang menyayat dengan ditimpali gebukan keras drum tiga drummer Yosafat Windrawanto, Rizal, dan Radith, dalam waktu bersamaan tiga buah saxofon dan trumpet bersaut-sautan di sela-selanya permainan piano Neo dan bass elektrik Yabes menjadi "warna baru" yang lain penampilan Jazz Mben Senen, meskipun bagi pengunjung umum komposisi ini mungkin terasa agak berat.

"Karya tadi tentang gejolak jiwa korban bencana alam berupa emosi, kepanikan, ratapan, serta hasrat," jelas Yoga.

Jazz Mben Senen akan kembali memeriahkan panggung Art|Jog 10 pada 31 Mei dan 7 Juni.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home