Loading...
INSPIRASI
Penulis: Tjhia Yen Nie 01:00 WIB | Selasa, 22 April 2014

Kaca Pecah

Buah Hati Orangtua (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – Mendengar berita tentang pelecehan seksual pada anak-anak sekitar 6 tahun pada sebuah sekolah di Jakarta, yang dilakukan oleh petugas kebersihan, membuat semua orang terhenyak.  Bagaimana mungkin sekolah bertaraf Internasional, dengan sistem keamanan ketat, bisa mengalami kejadian mengerikan ini?

Beberapa teman yang memiliki anak-anak usia sekolah menjadi takut, membuat jejaring agar anak-anak tidak ke toilet sekolah sendirian.  Tetapi anak usia 6 tahun, bagaimana bisa mengerti kejadian yang menimpa dirinya?  Seorang anak mengatakan diancam dengan pisau oleh pelaku, akhirnya menjerit setiap melihat pisau dan itulah yang membuat kecurigaan orangtua.

Membaca dan mendengar kisah ini membuat semua orang marah, mengapa si pelaku tega? Apakah dia tidak memiliki anak, adik, keponakan, tetangga, kerabat di usia sekolah? Apakah dia rela anak-anak yang dia kasihi mengalami hal demikian? Apakah dia tahu kalau yang diperbuatnya menimbulkan luka sepanjang hidup anak yang baru saja bertunas? 

”Tentu Si Pelaku adalah orang-orang yang memiliki kelainan jiwa,” seseorang berkomentar.  Namun, apakah kelainan jiwa dapat dijadikan alasan? Merusak, mengotori, menyakiti, mencemari jiwa anak-anak lugu di tempat mereka seharusnya mendapat perlindungan adalah kejahatan berat. 

Kejadian ini membuat para orangtua waspada. Sebagus, seprofesional, seketat apa pun keamanan sekolah, orangtua harus tetap memperhatikan anak-anaknya.  Buatlah anak-anak merasa orangtua adalah teman terbaik dirinya, sehingga sejelek apa pun,separah apa pun kejadian yang menimpanya, walaupun dengan ancaman, anak-anak merasa aman untuk melaporkan pada orangtua.

Bukankah anak-anak adalah buah hati kita? Berkat yang Tuhan anugerahkan untuk kita kasihi dan didik.  Marilah kita jaga anak-anak kita supaya hati mereka tidak menjadi kaca yang pecah. Dan untuk anak-anak yang telah mengalami trauma kejahatan, dekaplah mereka dalam kasih tak terbatas, rekatkan satu per satu kaca yang terpecah, karena hidup akan berlanjut, dan kebahagiaan ada di depan.

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home