Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Dewasasri M Wardani 10:29 WIB | Senin, 16 Mei 2016

Kacang Panjang, Sayuran Penyubur

Kacang panjang (Vigna unguiculata sesquipedalis, (L.) Verdc). (Foto: tbo.com)

SATUHARAPAN.COM – Kacang panjang selama ini hanya dikenal sebagai tanaman sayuran atau lalapan. Namun, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pertanian menyebut tanaman ini bersifat dwiguna, sebagai sayuran polong sekaligus sebagai penyubur tanah. Belakangan, peneliti mulai mengeksplorasi kandungannya untuk kesehatan.

Akar-akar kacang panjang memiliki bintil-bintil bakteri rhizobium, yang berfungsi mengikat nitrogen bebas dari udara. Karena sifatnya yang menyuburkan tanah, tak mengherankan petani banyak menanamnya di pematang sawah baik, juga menanam di sawah secara monokultur maupun sebagai tanaman sela. Karena perawatannya gampang, kacang panjang juga ditanam di ladang, di kebun, atau di pekarangan rumah.

Kacang panjang adalah sumber protein, juga vitamin A, thiamin, riboflavin, besi, fosfor, kalium, vitamin C, folat, magnesium, dan mangan. Dikutip dari whfoods.com, sumber protein nabati kacang panjang lebih ramah terhadap sistem pencernaan ketimbang protein hewani.

Kacang panjang mudah didapati di kawasan panas di Asia. Tanaman ini berasal dari India dan Afrika, kemudian menyebar penanamannya ke daerah-daerah Asia Tropika hingga ke Indonesia.

Berdasarkan daerah penyebaran pula, kacang panjang dikenal dengan berbagai nama,  seperti taukok (Tiongkok), sitao (Filipina), atau kacang belut (Malaysia). Dalam bahasa Inggris, tanaman ini disebut long bean, yardlong bean, atau asparagus bean. Di Jawa, tanaman ini juga dikenal dengan nama kacang lanjaran, semenara di Tanah Pasundan dikenal dengan nama kacang turus.

Kacang panjang memiliki banyak versi nama ilmiah, karena masing-masing peneliti biologi memiliki argumentasi. Namun, Badan Pangan Dunia (FAO) dalam situs resminya, fao.org, menyebutkan nama kacang panjang berdasarkan pemerian dari Bernard Verdcourt, ahli biologi dan taksonomi dari Royal Botanical Garden, Kew, London, Inggris. Semua nama itu dipersatukan oleh nama ilmiah Vigna unguiculata sesquipedalis, (L.) Verdc.  

Tanaman kacang panjang termasuk dalam jenis sayuran buah semusim (berumur pendek) seperti halnya terung, labu, tomat, buncis, peria (pare), kacang tunggak, cabai, dan mentimun.

Tanaman kacang panjang, merupakan tanaman menjalar, semusim dengan tinggi kurang lebih 2,5 m. Batang tanaman ini silindris, lunak, berwarna hijau, dengan permukaan licin.

Daunnya majemuk, lonjong, berseling, dengan tepi rata, pangkal membulat, ujung lancip, pertulangan menyirip, tangkai silindris, berwarna hijau.

Bunganya terdapat pada ketiak daun, majemuk, tangkai silindris, panjang kurang lebih 12 cm, berwarna hijau keputih-putihan. Mahkotanya berbentuk kupu-kupu, berwarna putih keunguan. Benang sarinya bertangkai, panjang kurang lebih 2 cm, berwarna putih, dengan kepala sari kuning. Putiknya bertangkai, berwarna kuning, panjang kurang lebih 1 cm, dan berwarna ungu. Buah tanaman ini berbentuk polong, berwarna hijau, dan panjang 15-25 cm. Bijinya lonjong, pipih, berwarna cokelat muda. Akarnya tunggang berwarna cokelat muda.

Khasiat Kacang Panjang

Penelitian ccrc.farmasi.ugm.ac.id menyebutkan daun dan akar kacang panjang  mengandung saponin dan polifenol. Selain itu juga mengandung protein, karbohidrat, lemak, serat, kalsium, besi, fosfor, potasium, sodium, vitamin B1, vitamin B2, vitamin C, dan niasin.

Selain dikonsumsi mentah sebagai lalapan atau campuran salad, kacang panjang dihadirkan dalam berbagai menu masakan di Asia.  

Tanaman kacang panjang juga dikenal sejak lama sebagai bahan herbal untuk merawat kesehatan payudara. Penelitian Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, tahun 2007, yang dilakukan Aditya Fitriasari Natasya Kana Wijayanti, Nur Qumara Fitriyah, Ika Puspita Dewi, Meti Puspita Mayasari, dan Edy Meiyanto, membuktikan khasiat itu.

Hasil penelitian mereka menyebutkan, kacang panjang  mempunyai efek proliferatif (pertumbuhan yang disebabkan oleh pembelahan sel) terhadap sel payudara, karena mengandung fitoestrogen, yaitu estrogen alamiah yang terdapat dalam tanaman. 

Kacang panjang banyak mengandung flavonoid, yang umumnya memang bersifat estrogenik. Estrogen sendiri adalah suatu hormon yang mempengaruhi proliferasi atau perbanyakan sel-sel epiteliel payudara khususnya. Dalam anatomi payudara terdapat lobulus-lobulus (kantong-kantong air susu), yang dibentuk oleh sel-sel epiteliel.

Kalau sel epiteliel semakin banyak, lobulus pun semakin banyak pula. Dan karena lobulus semakin banyak maka akan mempengaruhi ukuran payudara, menjadi lebih besar. Ekstrak etanolik kacang panjang itu mempunyai efek signifikan dalam meningkatkan proliferasi sel epiteliel payudara dan perkembangan kelenjar payudara melalui peningkatan ekspresi reseptor estrogen yang ditunjukkan dengan uji imunositokimia.

Selain itu, Wikipedia juga menyebutkan khasiat kacang panjang sebagai bahan obat. Kacang panjang sejak lama dimanfaatkan mengobati beberapa penyakit, karena memiliki khasiat sebagai antikanker, leukemia, antibakteri, antivirus, antioksidan, gangguan saluran kencing, peluruh kencing, batu ginjal, mencegah kelainan antibodi, meningkatkan fungsi limpa, meningkatkan fungsi sel darah merah, beri-beri, demam berdarah, kurang darah, sakit pinggang, rematik, pembengkakan, meningkatkan nafsu makan, dan sukar buang air besar.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home