Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yoel M Indrasmoro 04:53 WIB | Sabtu, 23 November 2019

Kapasitas Sang Raja

”Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”
Raja Semesta Alam (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – ”Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja” (Luk. 23:42). Demikianlah permohonan seorang penjahat yang ikut disalibkan bersama Yesus di Golgota.

Bagi orang Yahudi, penyaliban adalah kematian yang mengenaskan. Orang yang disalibkan itu tergantung. Dalam bahasa Eka Dharmaputera: ”orang yang disalib itu dibuang bumi ditolak surga”.

Bagi orang Romawi, hukuman salib hanyalah untuk orang yang sungguh-sungguh jahat dan dimaksudkan untuk menghina orang tersebut. Menarik disimak, pemerintah Romawi tidak pernah memberikan hukuman salib kepada warga negaranya sendiri.

Ia memang penjahat kelas kakap. Itu jugalah yang diakuinya—”Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah” (Luk. 23:41).

Lalu, mengapa dia sampai pada kesimpulan bahwa Yesus adalah raja? Tak hanya di bumi, tetapi juga di surga? Perhatikan sekali lagi kalimatnya: ”apabila Engkau datang sebagai Raja”. Ada pengakuan bahwa Yesus akan datang kembali sebagai raja.

Kemungkinan besar karena  ia melihat bagaimana Yesus menanggapi penderitaan-Nya. Tak ada keluhan dari bibir-Nya. Meski, saya duga, Yesus juga tidak tersenyum, tak ada caci maki keluar dari bibir-Nya terhadap orang-orang yang menyalibkannya. Dia juga tidak menyalahkan situasi. Yang ada cuma doa: ”Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Luk. 23:34). Dalam pandangan Yesus, semua orang yang menyalibkannya memang tak tahu apa yang diperbuatnya.

Dan Yesus pun hanya diam ketika para pemimpin mengejek Dia dan para prajurit menjadikan penderitaan-Nya itu sebagai bahan olok-olokan. Itu jugalah bukti bahwa Dia telah mengampuni.

Sikap macam itulah yang agaknya membuat penjahat itu yakin bahwa Yesus sungguh Raja. Yesus memperlihatkan kapasitas diri-Nya selaku Raja. Sikap dan tindakan Yesus dalam menanggapi penderitaan memang berbeda dibandingkan orang kebanyakan. Oleh karena itu, dia memohon, ”Yesus, ingatlah saya, kalau Engkau datang sebagai Raja!” (BIMK).

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home