Loading...
BUDAYA
Penulis: Sotyati 15:39 WIB | Kamis, 21 Mei 2015

Kebaya Meriahkan Pembukaan Fashion Festival JFFF 2015

Kebaya Meriahkan Pembukaan Fashion Festival JFFF 2015
Koleksi kebaya GRAy Satuti Yamin Suryohadiningrat. (Foto-foto: Dok JFFF)
Kebaya Meriahkan Pembukaan Fashion Festival JFFF 2015
Koleksi kebaya Marga Alam.
Kebaya Meriahkan Pembukaan Fashion Festival JFFF 2015
Koleksi kebaya Adji Notonegoro (kiri), dan koleksi kebaya Mien R Uno.
Kebaya Meriahkan Pembukaan Fashion Festival JFFF 2015
Dari kiri ke kanan: perancang busana Marga Alam, kolektor kebaya Mien R Uno, Ny Soegianto Nagaria dari Summarecon Kelapa Gading, kolektor kebaya GRAy Satuti Yamin Suryohadiningrat, dan perancang busana Adji Notonegoro.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Tema kebaya mewarnai pembukaan rangkaian peragaan busana dalam Fashion Festival Jakarta Fashion and Food Festival (JFFF; baca je ef tri) 2015 di Ballroom Harris Hotel & Conventions Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Dalam malam pembukaan yang berlangsung Rabu (20/5) malam, dihadirkan peragaan busana “Kebaya Nusantara”, menampilkan koleksi dua desainer Indonesia, Adji Notonegoro dan Marga Alam, serta menghadirkan kebaya koleksi Mien R Uno dan GRAy Satuti Yamin Suryohadiningrat. Keistimewaan acara itu terlihat dari tamu undangan, yang sebagian besar hadir mengenakan busana kebaya.

Pemilihan kebaya tak lepas dari keberadaannya sebagai busana nasional. “Ini yang menjadi spesial dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kebaya menampilkan keanggunan wanita Indonesia. Dan, sebagai warisan budaya, kebaya patut dilestarikan,” kata Direktur Summarecon Agung Tbk Soegianto Nagaria, penyelenggara JFFF bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.

Mien R Uno, yang sudah menulis buku Kebayaku, dan menjadi koleksi Library of Congress di Amerika Serikat, dalam acara temu wartawan mengungkapkan harapannya kebaya menjadi ikon nasional, dan dikenal di dunia, sejajar dengan cheongsam, busana nasional Tiongkok, ao dai (Vietnam), dan hanbok (Korea).

Peragaan busana kebaya pada acara pembukaan itu menampilkan elastisitas kebaya sebagai warisan budaya nasional. Kebaya terbukti mampu meniti zaman, terlihat dari pameran kebaya koleksi GRAy Satuti Yamin, sepuluh kebaya motif kembang, tiga kebaya panjang, dan dua kebaya panjang beludru, yang mendatangkan decak kekaguman, hingga kebaya modern yang diolah tangan-tangan perancang busana seperti Adji Notonegoro dan Marga Alam.

Marga Alam, perancang yang memulai usaha mode pada 1996, menghadirkan kebaya koleksi yang ia padukan dengan kain Nusantara, seperti batik, tenun, songket, dan tapis. Ia menampilkan aneka warna, mulai dari warna pastel hingga full color. Sementara Adji Notonegoro menutup peragaan busananya dengan menampilkan kebaya putih, baju pengantin Jawa, berhiaskan untaian mutiara yang berat.

“Peragaan busana ‘Kebaya Nusantara’ ini semoga semakin menumbuhkan rasa cinta kepada kebaya, yang membuat perempuan makin ayu dan anggun,” Soegianto berharap.

Bentuk Komitmen

Fashion Festival menampilkan rangkaian peragaan busana hingga 28 Mei mendatang. Rangkaian pesta fashion ini diawali dengan trade show Fashion Village yang akan berlangsung hingga 31 Mei, melalui 70 booth di sepanjang koridor lantai dasar Mal Kelapa Gading 3 sampai dengan 5.

Fashion Festival juga menampilkan presentasi koleksi terbaru busana siap pakai (ready-to-wear) dari para desainer Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI), desainer independen, UKM, Dekranasda, Cita Tenun Indonesia, Yayasan Batik Indonesia,  sekolah mode, local brands, serta tenant di Mal Kelapa Gading.

“Sebagai suatu bentuk komitmen dan keinginan membawa industri mode Indonesia ke tingkat dunia, tahun ini JFFF melalui Fashion Festival kembali dengan persembahan berbagai citra budaya lokal dalam karya mode,” ujar Cut Mutia, Deputy Chairman JFFF.

Puncak acara Fashion Festival akan ditandai dengan penampilan peragaan busana tunggal Didi Budiardjo mengangkat keindahan batik Pekalongan, hasil kolaborasi dengan Pemerintah dan Dekranasda Kota Pekalongan. Sebagai bagian dari 25 tahun berkarya di dunia mode, dalam pergelarannya kali ini Didi menghadirkan Resort Collection 2015-2016 bernuansa kota pesisir, Pekalongan, bertajuk “Uri-uri”, yang merupakan pergelaran koleksi batik terbanyaknya.

Pada puncak acara juga akan diberikan penghargaan Fashion Icon Awards kepada tokoh industri mode Indonesia. 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home