Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 10:42 WIB | Minggu, 20 Desember 2015

Kemenhan RRT Peringkatkan AS Tidak Lakukan Provokasi

Ilustrasi: Chang Wanquan, Menteri Pertahanan Tiongkok. (Foto: bloomberg.com).

BEIJING, SATUHARAPAN.COM – Kementerian Pertahanan Republik Rakyat Tiongkok (Kemenhan RRT) memberi peringatan kepada Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) karena dua unit pesawat B-52 pembom beroperasi di daerah dekat Kepulauan Nansha, Tiongkok.  Kemenhan menyebut tindakan tersebut adalah tindak provokasi militer yang serius dan tindakan tersebut harus dicegah.

“Amerika Serikat telah terus mengirim kapal militer dan pesawat untuk membuat unjuk kekuatan dan menciptakan ketegangan di perairan dan ruang udara,” menurut Chang Wanquan, Menteri Pertahanan Tiongkok, seperti diberitakan Xinhua, hari Minggu (20/12).

Xinhua menggambarkan dua pesawat pembom AS terbang ke wilayah udara dekat sebuah pulau dan terumbu karang Kepulauan Nansha mulai Kamis (10/12) dan kegiatan tersebut rutin dilakukan hingga hari Sabtu (19/12).

“Personil militer RRT di pulau dan karang bersiap siaga dan memperingatkan pesawat untuk pergi,” Chang menambahkan.  

“Tindakan tersebut telah sangat mengancam keselamatan personil dan fasilitas Cina serta perdamaian dan stabilitas kawasan, Chang menambahkan.   

Chang menuntut AS segera menyingkir agar tidak terjadi tindakan berbahaya yang dapat merusak hubungan antara kedua militer dan negara.

Beberapa waktu lalu, Sebuah kapal perang Amerika Serikat (AS) berlayar ke arah 12 mil laut melintasi sebuah pulau  yang disengkatakan di Laut China Selatan, pada  hari Selasa (27/10) bahwa provokasi tersebut dilakukan Tentara Angkatan Laut AS dengan nama operasi USS Lassen ini, dilakukan atas nama kebebasan navigasi, hanyalah permainan yang disengaja oleh AS.

Uji coba dan patroli tersebut, dengan mengutip Keterangan Kementerian Luar Negeri Tiongkok dilakukan AS bertujuan memperkuat kekuatan dan pengaruh AS di Tiongkok dan memperlihatkan bahwa negara Paman Sam masih memiliki dana melakukan ancaman stabilitas regional.

Kapal tersebut kemungkinan akan disertai dengan pesawat pengintai P-8A dan pesawat pengintai P-3 milik Angkatan Laut AS, yang telah melakukan misi pengintaian rutin di kawasan itu, menurut pejabat pertahanan, yang tidak dipublikasikan namanya.

Patroli tambahan juga rencananya akan dilakukan dalam beberapa minggu mendatang dan kemungkinan berpatroli di sekitar wilayah Spratly yang juga diklaim oleh Vietnam dan Filipina.

"(Patroli) ini akan terus terjadi, tidak hanya satu kali," kata juru bicara Gedung Putih Josh Earnest, Selasa (27/10).

Earnest menolak berkomentar soal operasi khusus, dan menyerahkannya kepada Pentagon. Meski demikian, Earnest menyatakan AS menilai harus menekankan pentingnya arus perdagangan bebas di Laut Cina Selatan, kepada Tiongkok. (xinhuanet.com/AFP).

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home