Loading...
DUNIA
Penulis: Melki Pangaribuan 20:40 WIB | Minggu, 22 Desember 2013

Lima Hal yang Mendekatkan Australia dan Indonesia

Lima Hal yang Mendekatkan Australia dan Indonesia
Kedua negara memiliki hubungan erat di bidang pendidikan. (Foto-foto: radioaustralia.net.au)
Lima Hal yang Mendekatkan Australia dan Indonesia
Saling membantu di kala susah.
Lima Hal yang Mendekatkan Australia dan Indonesia
Hubungan Budaya Semakin Meningkat.
Lima Hal yang Mendekatkan Australia dan Indonesia
Tingkat saling mengunjungi semakin tinggi.
Lima Hal yang Mendekatkan Australia dan Indonesia
Hubungan sejarah kedua negara sudah berlangsung lama.

AUSTRALIA, SATUHARAPAN.COM - Di tengah situasi perdagangan, bantuan bilateral, dan diplomasi yang menjadi dasar bagi hubungan internasional, ternyata banyak momen-momen kecil persahabatan secara khusus antara Australia dan Indonesia yang juga bermakna besar.

Berikut ini lima hal yang mendekatkan Australia dan Indonesia, yang disampaikan oleh L. Sastra Wijaya dan Farid M. Ibrahim dari radioaustralia, pada Minggu (22/12).

1. Kedua negara memiliki hubungan erat di bidang pendidikan

Setiap tahun, 18 pelajar Indonesia menghabiskan waktu dua bulan di Australia dalam pertukaran budaya dan 18 pelajar Australia melakukan hal yang sama ke Indonesia. Pelajar Australia, Martin Evett menggambarkan hubungan yang terbentuk antar kedua negara.

"Setelah bergaul selama dua bulan, yang terbentuk bukan sekedar persahabatan lagi, namun perasaan saling memahami dan hormat satu sama lain atas perbedaan budaya antar keduanya. Saya memiliki banyak teman baru, dan mudah-mudahan persahabatan itu akan berlanjut di tahun-tahun mendatang," kata Martin Evett.

2. Saling membantu di kala susah

Dalam dasawarsa belakangan ini, hubungan Australia dan Indonesia justru semakin kuat khususnya ketika di masa-masa yang sulit. Misalnya, gelombang tsunami di tahun 2004 yang memporak-porandakan Aceh dan sebagian wilayah Asia lainnya. Perdana Menteri Australia ketika itu John Howard menjanjikan bantuan senilai 1 milar dollar untuk Indonesia guna membangunan kembali kawasan yang terkena musibah.

“Ini adalah tragedy kemanusiaan yang tidak pernah diduga akan terjadi, dan juga memerlukan tindakan yang di luar batas-batas normal,” kata Howard saat itu.

Dua tahun kemudian, 88 warga Australia meninggal ketika terjadi dua ledakan bom di kawasan turis ramai di daerah Kuta Bali. Ross McKeon baru saja berada di Sari Club selama 20 menit ketika ledakan terjadi.

Dia kehilangan istrinya, Lynette dan putrinya yang berusia 14 tahun, Marissa, dan hanya berhasil selamat dengan menerjang dinding seng yang panas membara. “Saya beruntung karena saat itu, dua warga Bali menolong saya dan memanggul saya ke jalan. Saya hanya dapat terbaring, dan ingat saya memekik, seluruh keluarga, seluruh keluarga saya jadi korban,” kata McKeon kepada ABC.

3. Hubungan Budaya Semakin Meningkat

Dalam bidang budaya, warga Australia banyak yang belajar merancang busana muslimah hingga kerjasama dalam bidang musik. Desainer Australia juga membantu menciptakan kreasi yang memadukan tren mode lokal Indonesia, tanpa melupakan sisi relijius.

Selain itu, warga Australia dan Indonesia bekerja bersama setiap hari dalam hubungan budaya yang unik. Salah satunya adalah pembuatan instrument musik yang dapat dimainkan oleh warga Merapi di Jawa Tengah. Instrument itu diciptakan oleh musisi Australia, Michael Candy dan Pia Van Gelder, yang beradaptasi atas berbagai faktor lingkungan seperti angin, panas, dan kelembaban untuk memunculkan suara yang berbeda.

Dan pada tahun 2013 ini, buku cerita anak-anak pertama dalam bahasa Indonesia yang ditulis oleh pengarang Australia telah diterbitkan.

4. Tingkat saling mengunjungi semakin tinggi

Bagi pelajar SMA, akhir-akhir ini menjadi tren tersendiri bagi mereka yang merayakan kelulusan SMA, yang biasa disebut schoolies atau merayakan kelulusannya di Bali. Hal ini didorong oleh semakin banyaknya penerbangan murah dari Australia ke Indonesia dan juga sebaliknya.

Indonesia menjadi destinasi populer kedua bagi warga Australia di tahun 2012-2013 dengan hampir satu juta orang mengunjungi Indonesia, khususnya pergi ke Bali. Selain itu, mahasiswa Indonesia juga paling banyak melanjutkan studi ke Australia, Sydney, Melbourne dan Perth sebagai kota tujuan mereka untuk belajar.

5. Hubungan sejarah kedua negara sudah berlangsung lama

Secara historis menunjukkan, pelaut-pelaut dari Makassar di abad ke 18 bahkan sebelumnya diperkirakan telah melakukan kontak perdagangan dengan penduduk asli di wilayah Utara Australia. Bahkan hingga beberapa tahun belakangan, nelayan tradisional dari pulau-pulau Nusa Tenggara dan Sulawesi masih melakukan aktivitas mencari ikan dan teripang di zona laut yang sebenarnya masuk dalam wilayah Australia.

Kemudian pada era perjuangan kemerdekaan, Australia merupakan salah satu dari anggota Komisi Tiga Negara (KTN) yang menjembatani perundingan Indonesia - Belanda. Bahkan gerakan serikat buruh di Australia secara aktif ikut serta mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia. 

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home