Loading...
INSPIRASI
Penulis: Rompu Silalahi 01:00 WIB | Minggu, 31 Agustus 2014

Mengejar Mimpi Allah

Takut akan Allah akan menjaga dan mengarahkan kita untuk menggenapi mimpi-Nya atas hidup kita.
Foto: istimewa

SATUHARAPAN.COM – Kesuksesan berawal dari mimpi. Begitulah pernyataan yang sering kita dengar disertai kisah orang-orang yang mengawali kesuksesannya dengan mimpi.  Banyak lagi pernyataan lain yang intinya sama.  Formula hidup sukses dimulai dari mimpi.  Kalau bermimpi saja tidak mau, apalagi untuk sukses,  pasti mustahil. Begitulah kesimpulannya.

Sadar atau tidak, kadang kita mengaminkan begitu saja pernyataan tadi. Padahal, kalau tidak hati-hati, kita akan jatuh pada kesombongan yang fatal. Sebab semuanya seolah-olah bergantung kepada diri kita sendiri.  Kitalah penentu masa depan:  ”I am the master of my own destiny.”

Sejatinya, kita tidak dapat mengabaikan Allah dalam hidup sehari-hari.  Allahlah pencipta manusia. Pemazmur pun mengakui: ”Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku” (Mzm. 139:13). Dalam segala aspek hidup Allah hadir, campur tangan, dan turut bekerja.  Jika memang demikian, lalu apa peran kita?

Bermimpi, memiliki tujuan hidup, adalah sesuatu yang baik.  Sebagai makhluk berakal budi, kita harus memiliki tujuan atau mimpi.  Persoalannya, mimpi siapa yang mau kita kejar.  Mimpi kita atau mimpi Allah mengenai kita?  Kehendak Allah secara umum ada di dalam Alkitab.  Namun, bagaimana dengan kehendak Allah buat pribadi-pribadi?  Bagaimana kita mengetahuinya?

Raja Daud adalah orang yang mengetahui kehendak Allah atas hidupnya.  Dia mengerti apa yang menjadi rencana Allah atas dirinya.  Rahasianya adalah hubungannya yang intim dengan Allah. Daud menyadari: ”Siapakah orang yang takut akan Tuhan? Kepadanya Tuhan menunjukkan jalan yang harus dipilihnya.  Orang itu sendiri akan menetap dalam kebahagiaan dan anak cucunya akan mewarisi bumi.  Tuhan bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka” (Mzm. 25:12-14).

Takut akan Allah adalah langkah pertama yang harus dilakukan.  Komunikasi intim dengan-Nya harus dibangun setiap hari. Sehingga terbangunlah pergaulan akrab dengan Allah, yang akan membuat kita memahami jalan-jalan-Nya atas diri kita. Takut akan Allah akan menjaga dan mengarahkan kita untuk menggenapi mimpi-Nya atas hidup kita.

Selamat berjuang mewujudkan mimpi Allah atas kita!

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home