Loading...
BUDAYA
Penulis: Tunggul Tauladan 16:25 WIB | Rabu, 07 Mei 2014

Mengenang Pemikiran Humanis YB Mangunwijaya

Mengenang Pemikiran Humanis YB Mangunwijaya
Pengunjung sedang mengabadikan beberapa karya seni rupa dalam Peringatan 15 Tahun wafatnya YB Mangunwijaya di Bentara Budaya, Yogyakarta Selasa (6/5) . (Foto-foto: Tunggul Tauladan)
Mengenang Pemikiran Humanis YB Mangunwijaya
Beberapa karya seni rupa yang dipamerkan dalam Peringatan 15 Tahun Wafatnya YB Mangunwijaya.

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM -- 15 tahun sudah berlalu sejak meninggalnya sosok humanis YB Mangunwijaya atau yang dikenal dengan Romo Mangun. Sosok humanis yang dikenal banyak kalangan sebagai tokoh yang sangat dekat dengan wong cilik ini melekat kuat dalam ingatan masyarakat Yogyakarta, khususnya kaum bantaran pinggir Sungai Code.

Bagaimana tidak, Romo Mangun adalah sosok yang berhasil mengubah wajah buram permukiman bantaran Sungai Code, khususnya di sebelah selatan Jembatan Gondolayu, menjadi permukiman yang lebih layak dan tertata.

Sebagai salah satu pengingat sekaligus penghargaan terhadap pemikiran humanis Romo Mangun, Bentara Budaya, Yogyakarta berkesempatan menggelar Peringatan 15 Tahun Wafatnya YB Mangunwijaya pada Selasa (6/5) malam. Peringatan ini dihadiri oleh banyak kalangan mulai dari seniman, sastrawan, budayawan, akademisi, masyarakat umum, hingga Wakil Walikota Yogyakarta Imam Priyono. Mereka mengaku mengagumi pemikiran humanis Romo Mangun yang semasa hidup dikenal sebagai budayawan, arsitek, aktivis, rohaniawan, penulis, serta aktivis pembela wong cilik.

Wakil Wali Kota Yogyakarta Imam Priyono menyampaikan bahwa Romo Mangun merupakan sosok yang patut untuk diteladani, terutama dari sisi pemikiran serta sikapnya yang lebih mementingkan orang lain. Imam Priyono mengaku terkesan dengan salah satu pemikiran Romo Mangun tentang keseimbangan alam.

“Lewat Romo Mangun, saya belajar tentang keseimbangan alam, misalnya kehidupan antara orang kaya dengan orang miskin. Kedua kelompok masyarakat ini harus mendapat perhatian yang sama, harus sama-sama dipedulikan dan dicintai,” ujar Imam Priyono.

Kurator Bentara Budaya RM Sindunatha mengungkapkan bahwa bahwa Romo Mangun merupakan sosok humanis sejati yang memiliki pemikiran yang sangat luas. Pria yang akrab disapa Romo Sindhu ini mengungkapkan bahwa secara pribadi, beliau adalah pengagum sosok Romo Mangun.

“Sejumlah pemikiran Romo Mangun mampu menjadi motivasi untuk semua kalangan. Pemikiran beliau tentang kebenaran dan keindahan yang tidak bisa dipisahkan, tentang nasionalisme yang luas tak berbatas, serta sikapnya yang rendah hati, membuat Romo Mangun akrab dikenal sebagai sosok yang mengutamakan nilai-nilai humanisasi,” demikian disampaikan oleh Romo Sindhu.

Peringatan 15 Tahun Wafatnya YB Mangunwijaya ini berlangsung antara 6-11 Mei 2014. Sejumlah kegiatan telah disiapkan untuk mengisi acara ini, yaitu pameran seni rupa, seminar pendidikan, sarasehan budaya, hingga workshop seni rupa anak.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home