Loading...
BUDAYA
Penulis: Titus Krist Pekei 08:54 WIB | Rabu, 07 Mei 2014

Mengenang Arnold Ap, Sang Pahlawan Musikologis Papua

Arnold Clemens Ap. (Foto: Titus Pekei)

SATUHARAPAN.COM – Setiap 26 April semua orang Papua mengenang Arnold Ap. Pada Sabtu, (26/4) ini, dalam status Facebook saya menulis “Arnold Ap: Pahlawan Musikologis!” Ini merupakan satu ungkapan batin dalam mengabadikan kebesaran jiwa dan raganya. Ia secara konsisten mengangkat segala ungkapan batin kaumnya dan mensyairkan dalam lagu-lagu secara unik dan khas secara Papuani. Ketika itulah, ia menyampaikan manusia penghuni alam Papua harus berkepribadian sebagai manusia Papua.

Semasa hidupnya pun ia terus menjiwai alam dan penghuni dengan syair lagu-lagu yang dihayati, yakni di hampir semua suku bangsa yang ada di atas tanah.

Peneliti Ekologi Papua mengenal dan mendalami jejak seorang Arnold Ap, dari syairnya dan konsistensinya hingga mengurbankan dirinya secara badan dan jiwanya tetap hidup bersama lagu-lagu Mambesak di tengah kaumnya, seraya mendengar lagu Mambesak menulis puisi dan komentar ini, hanya mau mengatakan bahwa di tanah Papua adalah “Pahlawan Musikologi”, dan sangat layak menyebut dan mengukuhkan sebagai “Pahlawan Musikologis”.

Namanya pahlawan bukan kaumnya mengemis ke mana dan siapa? Karena mereka mengenal dan ia sudah menyatukan hati, pikir dan sikap kaumnya agar tetap mencintai budayanya, syairnya, puisinya dan segala karyanya dalam menggenapi karya budaya diri sebagaimana teladan leluhur, alam dan penerus.

Pahlawan biasa dikenal atau sebut kepada orang yang menonjol karena keberanian dan pengurbanannya dalam membela kebenaran, dengan pejuang yang gagah berani tanpa menyerah dengan bujukan atau apa pun namanya.

Musikologis adalah berkaitan dengan ilmu musik sebagai aspek historis sosiologis dan akan lebih mantap komplet ketika dipahami secara menyeluruh siapa Arnold Ap (1945) menjadi mata rantai budayawan lewat syair, sastra, dan lainnya sebagai antropolog, akademisi, musisi Mambesak yang terus menyapa tanpa batas dan manusia Papua pantas merayakan hari mendiang sebagai Pahlawan Musikologi.

Siapa dia, mendiang seorang Putra Asli Papua bernama Arnold Ap. Apalah arti sebuah nama, itu pentingkah? Arnold adalah nama yang di anugerahkan oleh orang tua dan Ap adalah marga diri seorang Arnold sebagaimana layaknya dalam komunitas masyarakat yang menganut patrilineal di tanah Papua. Ia lahir 1 Juli 1945 dan meninggal 26 April 1984, 30 tahun silam.

Tentu pula, pihak lain dapat menilai pakai kaca skeptisisme tetapi kenyataan tidak bisa terbantahkan dan akan abadi bersama kaumnya, seraya menanti patung pengabadian jasa-jasa mending kenang sambil mendengarkan suaranya dengan alunan gitar dan suara dirinya menyapa kaumnya tanpa batas. Saya terinspirasi untuk menuliskan pahlawan musikologis sebagai bagian dari unsure kebudayaan universal yang ia jiwai dari tanahnya, masyarakatnya dan layak kalau disebut bapak budayawan, antropolog dalam karya nyatanya, musisinya ketika dengar Mambesak seraya kenangnya sampai dibunuhnya. Untuk itu, masyarakat, pemerintah daerah di tanah Papua harus punya sikap untuk mengabadikan dengan Patung Arnold Ap : Pahlawan Musikologis. Sebagai pembakar semangat menyatu menggali budaya dirinya.

 

Arnold Ap: Pahlawan Musikologis!

Puisi oleh Titus Pekei

Ia seorang putra pulau alam tanah Papua,
Ia akademisi, antropolog dan musisi pada masanya,
ia menghadirkan karya2nya luar biasa tanpa batas.
ia menyatukan lewat syair, terus menyapa kaumnya,
ia menitipkan semangat pada zamannya, menatap jauh,

ia lahir 1 Juli 1945 dan diambil - 26 April 1984.

ia tlah tiada, jiwanya hidup bersama kaumnya.
ia manusia menyemangati manusia secara konsisten,
ia penerus mata budaya leluhur lewat syair hingga kini,
ia mengangkat dan menyapa alam dan penghuninya,
ia mengingatkan kaumnya tetap semangat bersyair,
ia mengikat batin lewat karya syairnya, tanpa batas zaman.

ia seorang musisi khas,
ia seorang penyair unik,
ia seorang gitaris alami,
ia seorang penyanyi budaya luhur,
ia seorang penghibur tanpa batas,

ia maha guru yang patut ditiru oleh kaumnya,
ia pahlawan penyemangat dari sanubari,
ia konsisten sampai 26 April 1984,

jasamu dikenang selamanya.
jasamu tetap hidup selamanya.
salam mendiang, Arnold Ap.
26 April 1984 - 26 April 2014.

Menurut wikipedia.org, Arnold Ap adalah budayawan, antropolog, dan musisi Papua Barat. Arnold merupakan ketua grup Mambesak dan kurator Museum Universitas Cenderawasih. Ia juga memperkenalkan budaya Papua dalam acara radio mingguan yang diasuhnya.

Studi dan pementasan budaya dan musik Papua oleh Arnold Ap dipandang banyak pihak sebagai tantangan terhadap upaya pemerintah Indonesia yang menggerus nasionalisme dan identitas Papua. Pada waktu kematian Ap, pemerintah sedang berusaha keras menyatukan rakyat Indonesia di bawah pengaruh budaya Jawa.

Pada November 1983, ia ditangkap oleh pasukan khusus militer Indonesia, Kopassus, lalu dipenjara dan disiksa atas dugaan menjadi simpatisan Organisasi Papua Merdeka meski pada akhirnya tidak ada tuduhan yang ditetapkan. Pada April 1984, ia tewas akibat tembakan senjata api di punggungnya. Kesaksian resmi mengklaim ia berusaha kabur dari penjara. Banyak pendukungnya percaya bahwa Ap dieksekusi oleh Kopassus. Musisi lain bernama Eddie Mofu juga tewas.

Musik masih menjadi sumber utama pemberontakan budaya di Papua Barat. Arnold Ap dan Mambesak masih populer di Papua Barat. Karya-karya mereka dipandang sebagai simbol identitas Papua. Sejak 1990-an, pemerintah Indonesia secara berhati-hati mulai mengizinkan ekspresi budaya pribumi Papua. Menurut Danilyn Rutherford, Profesor Pembantu Antropologi Universitas Chicago, terbukanya akses ekspresi budaya merupakan bukti toleransi dan Bhinneka Tunggal Ika, motto nasional Indonesia.

Titus Pekei, Penggagas Noken Ekologi Papua

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home