Loading...
INDONESIA
Penulis: Bayu Probo 15:44 WIB | Senin, 16 Juni 2014

Menhan: Realisasi Anggaran Alutsista Melebihi Target

Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI Istu Hari S (kanan) didampingi Plt Wali Kota Medan Dzulmi Eldin (kedua kanan) melihat persenjataan pada pameran Alutsista, di Lapangan Benteng Medan, Sumut, Sabtu (14/6). Pameran alat utama sistem persenjataan (alutsista) dalam rangka HUT ke-64 Kodam I/Bukit Barisan, diselenggarakan untuk menciptakan rasa kecintaan masyarakat terhadap TNI. (Foto: Antara)

KULON PROGO, SATUHARAPAN.COM – Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro mengatakan realisasi anggaran pengadaan alat utama sistem persenjataan atau alutsista melebihi target 30,18 persen dari Rp 92,1 triliun.

“Perlu diketahui, pengiriman alutsista jangkanya panjang. Sampainya tidak saat itu juga,” kata Purnomo Yusgiantoro saat menghadiri Peresmian Penataan Kawasan Sendangsono di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (16/6).

Purnomo mengatakan pengadaan alutsista tidak mungkin dapat terlaksana hingga masa kabinet berakhir pada Oktober 2014.

Ia mengatakan Badan Pemeriksa Keuangan memberikan empat catatan, yakni simak BMN, soal dana Yanmasum dari Rumah Sakit Gatot Subroto seiring adanya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial diperbolehkan menerima pasien dari luar, soal recover atau anggaran yang tidak habis pada tahun anggaran, dan hibah.

Pengadaan alutsista bekas, menurut dia, harus dilihat dari masa pakainya. Indonesia, misalnya, mendapat hibah pesawat Hercules dari Australia sembilan unit, yang di-update. Hercules baru harganya 75 juta dollar per unit. Karena Indonesia mendapat hibah, maka di-upgrade dengan elektronik yang lebih canggih, dan harganya hanya 15 juta dollar per unit.

“Artinya menghemat 60 juta dollar per unit. Pesawatnya pun masih bisa dipakai 15-20 tahun ke depan. Pada saat itu, pesawat-pesawat baru sudah berdatangan. Jadi harus ada pertimbangan-pertimbangan tertentu,” kata dia.

Dia mengatakan pesawat Hercules dapat digunakan untuk kegiatan operasi militer, selain perang. Selain itu, bisa digunakan untuk pengangkutan logistik kalau ada bencana.

“Persoalannya bukan bekas atau baru. Kalau bekas dapat di-upgrade lebih bagus bisa digunakan sampai yang baru datang, kenapa tidak?” kata Purnomo.

Sebelumnya, Ketua BPK Rizal Djalil mengatakan anggaran pertahanan 2013 sudah meningkat tiga kali lipat sejak 2007. Dari hanya Rp 30,7 triliun, pada 2013 menjadi Rp 92,1 triliun.

“Pada 2013 anggaran pertahanan itu direalisasikan hanya kurang lebih Rp 27,8 triliun,” kata Rizal. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home