Loading...
DUNIA
Penulis: Eben Ezer Siadari 11:11 WIB | Rabu, 01 April 2015

Merkel-Hollande Jadi Mesra Setelah Tragedi Charlie Hebdo

Presiden Prancis, Francois Hollande (kanan) berjabat tangan dengan Kanselir Jerman, Angela Merkel, seusai konperensi pers pada acara peretmuan kabinet Jerman-Prancis di Berlin, 31 Maret 2015 (Foto: Reuters/Hannibal Hanschke)

BERLIN, SATUHARAPAN.COM – Para pemimpin Jerman dan Prancis mengumumkan rencana untuk bekerja sama lebih erat dalam isu-isu ekonomi dan keamanan, setelah bertahun-tahun dalam ketegangan, dan mengatakan bahwa tragedi Charlie Hebdo dan kecelakaan udara di Pegunungan Alpen membawa mereka lebih dekat.

Kanselir Jerman, Angela Merkel dan Presiden Prancis, Francois Hollande, yang hubungannya kadang-kadang tegang sejak Partai Sosialis Prancis mengambil alih kekuasaan pada tahun 2012, bertemu di Berlin pada hari Selasa (31/3), seminggu setelah kopilot Jerman dengan riwayat depresi, mengarahkan pesawat Germanwings ke gunung di Prancis selatan, yang membunuh 150 orang.

Bencana itu terjadi dua bulan setelah orang-orang bersenjata Islamis membunuh 17 orang di kantor Charlie Hebdo dan sebuah toko kelontong Yahudi di Paris.

"Melihat ke belakang, Jerman dan Perancis diuji dalam tiga bulan pertama tahun 2015 dan kami menjadi lebih dekat satu sama lain," kata Merkel dalam konferensi pers bersama, dikutip dari Reuters, yang melaporkan berita ini.

"Saya ingat peristiwa mengerikan di sekitar Charlie Hebdo, tetapi juga respons yang tegas dalam mendukung kebebasan berbicara, demokrasi dan perang melawan terorisme. Bersama-sama kami mengirim sinyal tentang bagaimana kita akan menghadapi tantangan zaman kita," kata dia.

Hollande mengatakan persahabatan Franco-Jerman telah "berevolusi" selama hari-hari dan pekan-pekan terakhir ke "kedekatan persaudaraan".

Sebagai isyarat bahwa Berlin dan Paris berusaha untuk menjembatani perbedaan yang  berpusat pada kebijakan ekonomi, mereka mengumumkan sembilan proyek investasi bersama yang difokuskan pada sektor energi dan ekonomi digital.

Ini termasuk upaya bersama untuk mendorong investasi di  usaha-usaha pemula (startups) dan memperkuat kerjasama dalam menetapkan standar untuk cloud computing dan "data raksasa." Inisiatif ini akan ditingkatkan hingga ke level Eropa.

Secara terpisah, kedua negara menyatakan sepakat untuk bekerja sama dalam program satelit pengamatan militer baru dan untuk memulai pengembangan pesawat tanpa awak Eropa bersama dengan Italia.

Meskipun sebagian besar kerjasama ini baru pada tahap simbolis pada saat ini, rencana yang dibangun ini dapat membawa kerjasama  Franco-Jerman yang telah menjadi motor pendukung integrasi Eropa sejak Perang Dunia II  menggeser "roda gigi."

Untuk sebagian besar tahun lalu, politisi di Berlin sangat kritis terhadap laju reformasi ekonomi Hollande. Prancis, sementara itu, menekan Jerman untuk menginvestasikan uang lebih banyak kepada kepentingan publik seperti infrastruktur.

Kedua belah pihak telah menunjukkan tanda-tanda gerakan untuk saling mendekat dalam beberapa bulan terakhir. Awal bulan ini Kabinet Merkel telah menyetujui rencana meningkatkan pengeluaran 150 miliar euro selama empat tahun ke depan. Pada bulan Februari, Perdana Menteri Prancis Manuel Valls menabrak sebuah RUU reformasi ekonomi yang diajukan parlemen melalui sebuah dekrit.

Merkel dan Hollande juga telah menunjukkan kepemimpinan dalam  menghadapi krisis Ukraina, merundingkan gencatan senjata yang rapuh dengan Moskow dan Kiev bulan lalu.

Pada hari Selasa, mereka memperlihatkan front bersama menghadapi Yunani, menuntut agar negara itu memenuhi kewajiban reformasi ekonomi. Sedangkan terhadap Iran, mereka mengatakan kesepakatan mengenai program nuklir negara itu harus menjamin Teheran untuk tidak dapat mengembangkan kemampuan senjata nuklir.

Meskipun tanda-tanda kesatuan telah tampak, analis mengatakan hubungan keduanya tidak lagi dalam posisi sederajat. Keberhasilan ekonomi Jerman di satu sisi dan malaise ekonomi Prancis di sisi lain, telah menciptakan ketidakseimbangan dan memperburuk ketegangan.

Pada tahun ke-10 sebagai kanselir, Merkel mendapat dukungan dari hampir tiga perempat warga Jerman, sedangkan Hollande mendapat dukungan dari hanya seperempat warga Prancis. Partai Sosialis yang dipimpinnya mengalami kekalahan dalam pemilu lokal pada hari Minggu lalu, kalah dari Partai Konservatif pimpinan mantan presiden Nicolas Sarkozy


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home