Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 12:43 WIB | Rabu, 21 Februari 2018

Pakistan, Negara Paling Riskan bagi Bayi yang Baru Lahir

Seorang dokter Pakistan membersihkan bayi yang baru lahir di sebuah rumah sakit di Muzaffarabad, 12 Mei 2016. (Foto: Voaindonesia.com).

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Badan Anak-Anak PBB (UNICEF) telah menyatakan Pakistan sebagai negara yang paling berbahaya bagi bayi yang baru lahir, dengan alasan bahwa dari setiap 1.000 bayi yang lahir di Pakistan, 46 meninggal sebelum mencapai usia satu bulan.

Sebelumnya, UNICEF melaporkan bayi baru lahir di beberapa negara paling miskin dan paling berbahaya di dunia, kemungkinan meninggal bisa 50 kali besar daripada bayi baru lahir di negara terkaya dan paling aman di dunia.

Survei di 195 negara, menemukan perbedaan yang mengejutkan dalam tingkat kematian bayi baru lahir di negara-negara miskin dan kaya. Dan, sebagian besar kematian tersebut dapat dicegah. Menurut laporan tersebut, ada 27 kematian dari 1.000 kelahiran di negara miskin dibanding hanya 3 kematian dari 1.000 kelahiran di negara kaya.

UNICEF mengeluarkan temuan itu, Selasa (20/2) dalam rangka kampanye kesadaran global, untuk menuntut dan mencapai solusi atas nama bayi yang baru lahir di seluruh dunia.

Wanita hamil, jauh lebih sedikit mendapat pertolongan ketika melahirkan di Pakistan, di mana hanya 14 petugas kesehatan yang profesional tersedia bagi setiap 10.000 orang, menurut laporan itu.

Laporan itu, mengakui persentase ibu yang melahirkan di sarana kesehatan di Pakistan telah meningkat dari 21 persen menjadi 48 persen antara tahun 2001 dan 2013. Laporan itu juga mengemukakan persentase wanita yang melahirkan dengan pertolongan bidan pada masa yang sama meningkat lebih dari dua kali lipat dari 23 persen menjadi 55 persen.

“Tetapi walaupun adanya peningkatan besar, yang sebagian hasil urbanisasi yang cepat dan semakin banyaknya penyedia layanan sektor swasta yang tidak mendapat pengawasan yang memuaskan, angka kematian bayi yang sangat tinggi di Pakistan turun hanya kurang dari 25 persen, dari 60 tahun 2000 ke-46 tahun 2016,” menurut temuan UNICEF.

Para pengkritik, sudah lama menyerukan peningkatan anggaran kesehatan di Pakistan, yang mengeluarkan kurang dari 1 persen dari PDB untuk pelayanan kesehatan, sedangkan standar Organisasi Kesehatan Dunia harus paling sedikit enam persen dari PDB untuk memastikan pelayanan penyelamatan nyawa yang paling minimal. (voaindonesia.com)

 

 

 

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home