Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 21:21 WIB | Selasa, 19 September 2017

Panglima: Jenderal Soedirman Sosok Sederhana dan Dekat Prajurit

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo ziarah ke makam Panglima Besar Jenderal Soedirman di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusumanegara Yogyakarta, Jawa Tengah, Selasa (19/9). (Puspen TNI)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa Panglima Besar Jenderal Soedirman adalah panglima pertama TNI yang memiliki sosok sederhana, dekat dengan prajurit dan rela berkorban serta tidak pernah menyerah bahkan selalu menang dalam setiap pertempuran.

Menurut Panglima TNI, Jenderal Soedirman sejak awal sudah menanamkan kepada para prajurit untuk selalu dekat dengan rakyat, karena TNI lahir dari rakyat dan berjuang untuk rakyat.

"Doktrin ini tidak mengenal zaman, justru semakin hari semakin melekat," tegas Gatot Nurmantyo saat ziarah ke makam Panglima Besar Jenderal Soedirman di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusumanegara Yogyakarta, Jawa Tengah, Selasa (19/9).

"Rakyat adalah Ibu Kandung TNI, hal ini tak bisa dibantahkan atau dikalahkan. Sejarah juga membuktikan bahwa lahirnya TNI (berawal dari BKR) tidak bisa dipisahkan dengan rakyat, maka HUT ke-72 TNI tahun 2017 mengusung tema Bersama Rakyat TNI Kuat," tambah Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan bahwa semangat juang Jenderal Soedirman harus dijadikan inspirasi bagi seluruh Prajurit TNI dalam mengabdikan dirinya bagi bangsa dan negara.

"Dalam kondisi sakit paru-paru, Beliau tetap berjuang memimpin pasukan untuk menunjukan ke seluruh dunia bahwa Indonesia tetap ada, sehingga semangat pengorbanan dan api perjuangan Jenderal Soedirman bisa mematri di hati sanubari seluruh prajurit TNI agar pantang menyarah dimana pun bertugas," jelasnya.

Terkait dengan pemutaran Film G30S, dia menjelaskan bahwa pemberontakan yang dilakukan oleh PKI pada tanggal 30 September 1965 adalah sejarah kelam bangsa Indonesia.

"Peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali, tetapi secara tematik peristiwa sejarah itu bisa saja berulang kalau bangsa ini tidak waspada," kata dia di depan wartawan.

Ditambahkannya bahwa kewaspadaan bisa dilakukan dengan memberikan pemahaman sejarah kepada anak bangsa. Tanpa mempelajari sejarah budaya bangsa, bangsa Indonesia juga tidak akan tahu bahwa gotong royong adalah budaya bangsa sejak zaman dahulu.

"Untuk itulah, pentingnya diputar kembali Film G 30 S/PKI, agar peristiwa semacam itu tidak terulang kembali," tegas dia. (Puspen TNI)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home