Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 04:43 WIB | Jumat, 15 Agustus 2014

Para Pebulu Tangkis Indonesia Tertantang di Sistem Skor Baru

Para Pebulu Tangkis Indonesia Tertantang di Sistem Skor Baru
Suci Rizki Andini (kaus biru, kiri) dan Tiara Rosalia Nuraidah (kaus biru, kanan). (Foto-foto: Humas PBSI).
Para Pebulu Tangkis Indonesia Tertantang di Sistem Skor Baru
Maretha Dea Giovanni (kiri, depan) dan Rosyita Eka Putri.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sistem penilaian pada pertandingan bulu tangkis yang diterapkan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) membuat sejumlah pebulu tangkis tertantang bermain cepat pada kejuaraan bulu tangkis Astec International Challenge 2014 yang berlangsung mulai di Gelanggang Olah Raga (GOR) Bulu Tangkis Gelora Bung Karno, Jakarta.

“Sistem skor baru ini pasti ada plus minusnya. Kalau sudah posisi 10-10 kan tidak ada setting, situasi ini sangat menegangkan. Sistem skor baru ini membuat pressure jadi lebih besar sehingga kami harus benar-benar fokus, tidak boleh blank sama sekali,” kata Suci Rizki Andini, pebulu tangkis ganda putri sesaat usai pertandingan pada Kamis (14/8) malam.

Pada kejuaraan Astec Indonesia International Challenge 2014, pertandingan tiga set langsung dapat berlangsung hanya dalam durasi 15 hingga 20 menit.

“Kalau saya pribadi sih lebih suka sistem skor 21. Sistem 11x5 benar-benar membuat kami harus menguras otak, harus konsentrasi penuh karena pertandingan berjalan cepat sekali. Kalau hilang fokus sedikit saja langsung bisa terkejar oleh lawan,” ungkap Hafiz Faisal dari sektor ganda campuran.

Seperti yang dirasakan Tiara Rosalia Nuraidah, pemain ganda putri ini mengaku mesti melatih kecepatan dalam permainannya. “Dari segi latihan juga harus ada perubahan, misalnya kami harus belajar untuk fokus pada permainan dan kecepatan juga harus dilatih lagi,” kata Tiara.

“Saat bertanding, kadang merasa seperti dikejar-kejar, jadi ada rasa buru-buru ingin menang, soalnya walaupun sudah unggul di angka 10, tetap saja bisa terkejar. Kalau imbang, satu kali kesalahan membuat kita kalah," tambah Tiara.

Hal yang sama juga diungkapkan Jonatan Christie, yang merupakan pemain tunggal putra di turnamen ini.

"Kalau sistem skor ini diganti menjadi 11x5, pelatih punya peran besar untuk mengubah cara main si atlet. Jadi harus main seperti apa yang sesuai dengan sistem skor seperti ini,” tambah Jonatan.

“Walaupun sudah unggul dua set, namun sistem skor ini mengharuskan pemain untuk benar-benar fokus sampai detik pertandingan selesai. Skor seperti ini ada kelebihan dan kekurangannya buat atlet. Kelebihannya, saat ketinggalan, kami masih punya kesempatan lebih besar untuk mengejar," tambah pebulu tangkis kelahiran 1997 itu. (badmintonindonesia.org).

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home