Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Martahan Lumban Gaol 23:24 WIB | Kamis, 14 Agustus 2014

Sekjen PSSI: Target Timnas U-19 Tak Berubah

Timnas Indonesia U-19 saat berhadapan dengan Malaysia U-21, dalam turnamen Piala Hassanal Bolkiah 2014, di Stadion Hassanal Bolkiah National, Berakas, Jumat (8/8). (Foto: pssi.org)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sekretaris Jendral Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI), Joko Driyono menegaskan tidak ada perubahan target tim nasional (timnas) Indonesia U-19 pada Piala Asia U-19 2014 di Myanmar, pada tanggal 9-23 Oktober mendatanag. Meskipun, saat ini Evan Dimas cs meraih hasil kurang maksimal pada turnamen Piala Hassanal Bolkiah di Brunei Darussalam.

"Target di Myanmar tetap. Masuk empat besar dan lolos ke Piala Dunia U-20 2015," kata Joko Driyono di sela pelaksanaan Gerakan Ayo ! Indonesia Bisa : Clear Satukan Dukungan Bagi Timnas U-19 di Jakarta, Kamis (14/8).

Menurut dia, meski hasil pada kejuaraan dua tahunan di Brunei belum sesuai dengan harapan, namun semuanya masih dalam berada di jalur. Hanya saja perlu dilakukan evaluasi demi mencari pendalaman dengan program yang ada.

“Evaluasi, akan dilakukan setelah timnas Indonesia U-19 pulang dari Brunei. Apalagi saat ini Evan Dimas cs masih menyisakan dua pertandingan di Grup B, yakni melawan Kamboja dan Singapura,” tutur Joko Driyono.

"Saya kira satu minggu ke depan sudah tuntas. Yang jelas evaluasi akan melibatkan banyak pihak termasuk tim High Performance Unit," Joko Driyono menambahkan.

Timnas Indonesia U-19 asuhan Indra Sjafri baru saja mengalami kekalahan dua kali beruntun saat menghadapi Brunei Darussalam dan Vietnam dengan skor yang sama 1-3. Satu pertandingan lagi ditahan imbang Malaysia dengan skor 0-0.

Hasil yang diraih oleh Evan Dimas cs ini dinilai tak sesuai dengan harapan. Apalagi selama menjalani pertandingan uji coba baik di dalam dan luar negeri nyaris selalu meraih hasil sempurna. Kondisi ini membuat banyak pihak membicarakannya.

Meski prestasi timnas Indonesia U-19 di Piala Hassanal Bolkiah kurang maksimal, dukungan tetap dilakukan oleh salah satu perusahaan swasta demi meraih hasil terbaik pada kejuaraan-kejuaraan yang akan diikuti berikutnya.

"Timnas U-19 merupakan harapan baru bagi masyarakat pecinta sepak bola Indonesia. Makanya kami memberikan wadah bagi masyarakat untuk menyatukan dukungan dan mengiringi perjuangan timnas melalui gerakan Ayo! Indonesia Bisa," kata Senior Brand Manager Clear, Johan Lie.

Dukungan juga diberikan oleh artis yang mempunyai hobi bermain sepak bola, Ibnu Jamil. Menurut dia, permainan sebuah tim pasti ada naik turunnya. Namun demikian, pihaknya optimistis Timnas Indonesia U-19 akan bangkit.

Harus Introspeksi Diri

Sementara itu, Mantan Direktur Pembinaan Usia Muda PSSI, Ricky Yacobi mengatakan kekalahan dari Vietnam U-19 merupakan pukulan yang luar biasa bagi tim Garuda Jaya.

"Pada final Piala AFF 2013 lalu, Vietnam U-19 bisa dikalahkan, tapi di Piala Hassanal Bolkiah 2014 kita yang kalah. Berarti siapa yang persiapannya lebih bagus?" tutur Ricky.

"Timnas Indonesia U-19 harus introspeksi dari segi taktik dan strategi. Kalau soal fisik, usia muda sama saja," Ricky menambahkan.

Ricky kemudian menyoroti soal persiapan Indonesia U-19 menuju Piala Asia U-19 2014 di Myanmar, Oktober mendatang.

"Mereka sebenarnya lebih baik dikirim ke turnamen yang di Spanyol, karena mereka mesti melawan tim-tim yang kualitasnya di atas mereka. Kalau seperti ini, melawan tim-tim Asia Tenggara saja kalah, mental para pemain pasti hancur," kata dia.

Lebih Perhatian

Ricky pun mengkritisi program tur Nusantara yang dilakoni Evan Dimas dan kawan-kawan.

"Seharusnya, mereka menghadapi tim-tim yang levelnya Asia atau di atasnya. Karena jangan lupa event yang sebenarnya jauh lebih berat. Bisa dilihat, pas tur Nusantara lawan yang dihadapi jelas saja kalah karena persiapannya mungkin yang beberapa di antaranya tim-tim PON itu hanya seminggu," ujar mantan punggawa timnas Indonesia di era 80an itu.

Menurutnya, pemain Indonesia U-19 kurang dalam hal kreativitas untuk memecah kebuntuan di lapangan.

"Pemain besar itu adalah pemain yang bisa memecahkan masalah di dalam lapangan, selain strategi dari pelatih. Apa tidak nangis masyarakat Indonesia melihat kekalahan timnas Indonesia U-19 seperti ini," kata Ricky.

Di samping itu, pria yang pernah memperkuat klub jepang Matsushita (kini Gamba Osaka) itu menyarankan tim pelatih maupun PSSI harus lebih memperhatikan perkembangan sepakbola yang terjadi di negara Asia lainnya.

"Bukan tidak mungkin hasil-hasil tur Nusantara, dipelajari oleh tim-tim lain di luar sana," pungkasnya. (Ant/goal.com)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home