Loading...
RELIGI
Penulis: Bayu Probo 12:45 WIB | Sabtu, 31 Agustus 2013

Pasien Gagal Ginjal Merayakan Kehidupan Lewat Lagu

Pasien Gagal Ginjal Merayakan Kehidupan Lewat Lagu
Pdt Yahya Tirta Prewita seusai acara. (Foto-foto: Bayu Probo)
Pasien Gagal Ginjal Merayakan Kehidupan Lewat Lagu
Yahya dan istri, Asrie Lesningati di GKJ Jakarta.
Pasien Gagal Ginjal Merayakan Kehidupan Lewat Lagu
Sharing merayakan hidup pasien gagal ginjal.
Pasien Gagal Ginjal Merayakan Kehidupan Lewat Lagu
Hadirin di GKJ Jakarta, Rawamangun, Jakarta Timur.
Pasien Gagal Ginjal Merayakan Kehidupan Lewat Lagu
Pdt Hosea Sudarna duet bersama Yahya.
Pasien Gagal Ginjal Merayakan Kehidupan Lewat Lagu
Kumpulan Tulisan Jurnal Pasien Gagal Ginjal, karya Yahya.
Pasien Gagal Ginjal Merayakan Kehidupan Lewat Lagu
Yahya menjawab pertanyaan hadirin dengan lagu.
Pasien Gagal Ginjal Merayakan Kehidupan Lewat Lagu
Buku karya Yahya terdahulu.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Setelah konser di GKJ Danukusuman, Surakarta, akhir Juli lalu, kemarin (31/8) Pdt Yahya Tirta Prewita, berbagi kisah dan menyanyikan beberapa lagu syukur di GKJ Jakarta. Pendeta GKJ Purwantoro ini Maret lalu didiagnosis dokter, gagal ginjal kronis.

Dari pemeriksaan USG dan Rhenogram  pada Maret 2013 lalu, dokter menyimpulkan ketidakberesan pada ginjalnya bersifat tetap dan tidak dapat dipulihkan.  Secara medis, alternatif terapi untuk pendiri komunitas apresiasi sastra adalah transplantasi ginjal, Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD), atau hemodialisa.

CAPD yaitu proses cuci darah  dengan cairan di kantong dalam perut yang bisa dilakukan sendiri tanpa perlu mesin cuci darah seperti yang biasa dilakukan di rumah sakit. Hemodialisa atau cuci darah dengan mesin di rumah sakit.

Yahya memilih transplantasi ginjal.  Keputusannya itu diambil setelah berkonsultasi dengan dokter-dokter di Rumah Sakit PGI Cikini, Jakarta. Ayah dua anak ini yakin dengan keputusannya. Menurut analisis dokter, kondisi psikis, fisik, dan kesehatan organ-organ tubuhnya memungkinkannya untuk melakukan transplantasi.

Namun, vonis itu ia juga menjalani haemodialysis. Rutin dua kali seminggu di RS Bethesda, Yogyakarta. Sang adik, Immanuel Teja Harjaya, yang tinggal di Bandung juga rela ginjalnya diambil satu untuk sang kakak.

Malam itu, 40-an hadirin tidak mendengar kisah penuh ratap tentang kondisi terakhir Yahya. Walau diselingi menjawab beberapa pertanyaan, tentang kondisi dan filosofis, suami Asrie Lesningati ini lebih banyak menyanyi. Bahkan, terhadap beberapa pertanyaan, laki-laki 45 tahun ini malah menjawabnya dengan menyanyi.

Dengarkanlah Sinyal Tubuh Anda!

Ia memang sekilas menceritakan kisahnya, tetapi untuk memberi pelajaran kepada kita bahwa kita harus mendengarkan sinyal-sinyal tubuh kita. Apakah perlu istirahat, apakah selama ini kita sudah menjaga kesehatan. “Menurut dokter, awal mula kerusakan ginjal saya bisa jadi sudah puluhan tahun lalu,” kata penulis yang punya nama pena, Pemulung Cerita, ini.

Bagaimana ‘kan Kubalas Tuhan
Segala kebajikan-Ya kepadaku?
Serukan nama-Mu, kuangkat laguku
Di hadirat-Mu, kubersujud

Kubukakan hidup ini kepada-Mu
Tanpa-Mu tak tahu apa ‘kan terjadi
Semakin ku sadar betapa kasih-Mu
Tak tertahan syukurku

Kusembah-Hu, kunyanyikan syukur di hadapan-Mu
Kusembah-Hu, tak dapat kumembalas cinta-Mu

Lagu ini disampaikan Yahya saat ia ditanya bagaimana  ia memandang kondisinya. Menurutnya, “Memang ada banyak alasan yang bisa membuat kita mengeluhkan kehidupan ini. Namun, sebenarnya ada lebih banyak alasan untuk kita bersyukur.” Lagu itu ia gubah berdasarkan Mazmur 116.

Cara Terbaik Menghibur

Hal lain yang menarik dari diskusi dengan Yahya adalah cara orang menghibur orang sakit atau berduka. “Diam bersama dengan orang yang hendak kita hibur, jauh lebih menolong daripada kita ngomong panjang lebar,” katanya. “Jangan sampai, kita yang hendak menghibur, karena banyak berbicara, tanpa mendengar malah menjadi seseorang yang disebut Ayub sebagai ‘Penghibur Sialan’,” kata Yahya. Dalam Ayub 16:2, Ayub kesal terhadap teman-temannya yang maksudnya beempati, tetapi salah mengucap. “Jangan merasa bersalah, jika kita tidak bisa berbicara banyak saat mengunjungi orang sakit. Diam bersama mereka., jauh lebih baik.”

Rekaman Lagu-lagu Gubahannya

Lagu-lagu gubahannya, ada 37, sebenarnya sudah dibukukan dalam Wow, Hatiku Penuh Nyanyian. Tetapi, Juni lalu seorang produser rekaman berminat merekam lagu-lagu syukur dan cinta tersebut. Kontributor satuharapan.com ini menceritakan prosesnya dan bulan depan masyarakat dapat memperoleh keping rekamannya.

Malam itu hadirin tidak bertemu seorang yang lemah atau kalah oleh penyakit. Atau, seorang putus asa karena biaya transplantasi mencapai Rp 400 juta. Mereka bertemu pribadi yang penuh syukur. Apakah ia pernah mengalami pergumulan iman? Yahya menjawab dengan nyanyian.

Padamu-Mu perhentian, kuaku dosaku
Kau memb’ri pengampunan, tetaplah sayang-Mu
Masa-masa berlalu, kesetiaan-Mu
Terus dalam diriku tetaplah sayang-Mu

Tak peduli apa pun kuperbuat
Yang baik atau laknat
Kasih-Nya tetap buatku
Tak pernah terlepas perhatian-Nya yang penuh
Atas segenap hidupku

Tetaplah sayang-Mu kepada diriku
Kasih-Mu selamatkan diriku.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home