Loading...
DUNIA
Penulis: Melki Pangaribuan 22:51 WIB | Rabu, 24 Juni 2020

PBB Kecam Serangan Pasukan Perdamaian RI di Kongo, 1 Tewas

Presiden Joko Widodo (kanan) melakukan inspeksi barisan saat upacara pelepasan Kontingen Garuda TNI di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat (31/8). Sebanyak 850 personel Satuan Tugas RDB Kontingen Garuda XXXIX-A Congo dan 120 personel Satuan Tugas MTF Kontingen Garuda XXVIII-K Lebanon akan bertugas sebagai pasukan perdamaian PBB di Republik Kongo dan Lebanon. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) lewat unggahan salah satu pejabatnya di media sosial Twitter, mengutuk serangan milisi di Kota Beni, Republik Demokratik Kongo, yang menewaskan seorang pasukan pemelihara perdamaian asal Indonesia, Sersan Mayor Rama Wahyudi.

"Saya mengutuk keras serangan pengecut di Beni, kemarin (22/6) yang menewaskan seorang anggota pasukan perdamaian asal Indonesia yang bertugas untuk MONUSCO," kata Kepala Departemen Operasi Perdamaian PBB, Jean-Pierre Lacroix, sebagaimana tertulis dalam cuitannya di Twitter, Selasa (23/6).

MONUSCO merupakan misi perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo.

Lacroix memastikan aksi teror tersebut harus ditindak oleh aparat hukum.

Dalam cuitan itu, ia juga menyampaikan rasa syukur kepada Pemerintah Indonesia karena senantiasa mendukung PBB dan Misi Perdamaian PBB.

Kelompok bersenjata Allied Democratic Forces (ADF) menyerang wilayah dekat Kota Beni, Senin malam (22/6). Serangan itu terjadi saat pasukan MONUSCO, misi yang diikuti Serma Rama, sedang mengadakan patroli rutin.

Di samping Serma Rama, seorang anggota lainnya juga dikabarkan terluka. Namun, ia selamat dan saat ini kondisinya stabil, kata PBB dalam laman resminya.

Dalam kesempatan berbeda, Sektretaris Jenderal PBB António Guterres menyampaikan ucapan bela sungkawa kepada keluarga Sersan Rama dan Pemeirntah Indonesia.

Ia menyebut serangan terhadap pasukan perdamaian PBB sebagai bagian dari kejahatan perang. Untuk iu, Guterres mendesak Pemerintah Republik Demokratik Kongo untuk menyelidiki dan membawa para pelaku ke pengadilan.

Tidak hanya itu, Dewan Keamanan PBB dan Kepala MONUSCO Leila Zerrougui juga mengutuk keras serangan tersebut.

Pelaku serangan, ADF, merupakan gerilyawan bersenjata yang memindahkan aksi terornya dari Uganda ke Republik Demokratik Kongo pada 1990-an. ADF mulanya menyebar teror karena menentang pemerintahan Presiden Uganda Yoweri Museveni.

Namun pada 1995, ADF menetapkan beberapa wilayah di Republik Demokratik Kongo sebagai pusat operasinya.

PBB, lewat laman resminya, menyampaikan ADF telah menewaskan 15 anggota pasukan perdamaian PBB di markas mereka yang terletak dekat perbatasan Kongo dan Uganda pada Desember 2017.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home