Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 14:31 WIB | Kamis, 06 Oktober 2016

Pekan Budaya Masuk Kampus 2016 Digelar di Kampus UMY

Pekan Budaya Masuk Kampus 2016 Digelar di Kampus UMY
Ilustrasi: Poster Pekan Budaya Masuk Kampus 2016 yang digelar di kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 11-14 Oktober 2016. (Foto: Panitia PBMK 2016)
Pekan Budaya Masuk Kampus 2016 Digelar di Kampus UMY
Wakil Gubernur DI Yogyakarta KGPAA Paku Alam X didampingi Kepala Dinas Kebudayaan DIY Umar Priyono (batik lengan panjang) berfoto bersama penanggung jawab PBMK 2016 Puji Qomariyah (baju-jilbab hitam), tim panitia PBMK serta Kepala Biro Humas-Protokol UMY Ratih Herningtyas (jilbab cokelat) saat audiensi di Kepatihan-Yogyakarta, Kamis (6/10). (Foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Selama empat hari acara Pekan Budaya Budaya Masuk Kampus (PBMK) 2016 digelar di kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Perhelatan yang berlangsung 11-14 Oktober 2016 akan digelar secara multievent di Plasa Sportorium UMY.

PBMK yang digagas dan dirintis tahun 2011 oleh Humanisma Yogyakarta, lembaga kajian pendidikan-keberagaman-budaya pada penyelenggaraannya yang kelima akan menggelar berbagai event di antaranya Lomba Kethoprak Anak tingkat DIY dan sekitarnya memperebutkan Piala Bergilir Sri Sultan Hamengku Buwana X, Festival Dolanan Anak, Panggung Gamelan Anak, Pentas Seni Budaya Nusantara, Pentas Seni Lintas Agama dan Keyakinan, Workshop, serta Pameran-Bazaar.

Penyelenggaraan PBMK 2016 merupakan kerja sama antara Dinas Kebudayaan DI Yogyakarta, Kopertis Wilayah V DI Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta selaku tuan rumah, dan Humanisma.

Ditemui satuharapan.com di sela-sela persiapan, Selasa (27/9), penanggung jawab PBMK yang sekaligus Direktur Eksekutif Humanisma, Puji Qomariyah, menjelaskan PBMK adalah program charity budaya antara kampus dan masyarakat sekitar.

"Membudayakan untuk masuk kampus dan mentransformasikan budaya dari-ke kampus dalam kehidupan. Ini yang menjadi tujuan kegiatan. Harapannya bisa membuka ruang dialog-komunikasi budaya. Karenanya kegiatan ini lebih banyak melibatkan mahasiswa dari berbagai PTN/S di Yogyakarta di dalam kepanitiaan, serta menjemput para pelaku seni dari berbagai tingkatan umur, berbagai lintas agama-suku, berbagai lintas disiplin seni, berbagai lintas wilayah di Yogyakarta yang selama ini kesulitan dalam mengakses panggung sebagai ruang dan tempat," kata Puji.

Dengan panggung PBMK Puji berharap terjadi transformasi budaya bagi para penampil, penonton, panitia, serta para pihak yang nantinya dibawa untuk disebarsemaikan sebagai sebuah pesan kemanusiaan.

Lebih lanjut Puji menjelaskan sub-tema PBMK 2016 DIASPO|rchest|RA dalam skema tema PBMK Among Budaya Among mencoba mengangkat realitas Yogyakarta sebagai wilayah diaspora masyarakat Nusantara sejak lama dan membentuk Yogyakarta dalam warna yang beragam.

Diaspora masyarakat Nusantara di wilayah Yogyakarta telah membangun orkestrasi kehidupan yang damai dalam keberagaman. Tidak mengherankan jika Yogyakarta menjadi salah satu barometer kehidupan yang beragam-multikultur dalam sebuah salad bowl.  Adanya praktik-praktik intoleransi justru akan melemahkan Yogyakarta, karenanya diperlukan lebih banyak ruang dialog bagi tumbuh-seminya keberagaman budaya. Dan PBMK mencoba mengambil peran kecil tersebut.

"Kita memberikan ruang bagi anak-anak untuk kembali menikmati dunianya yaitu bermain-bergembira-bersama-sama, dalam Festival Dolanan Anak, Panggung Gamelan Anak, dan Lomba Kethoprak Anak. Pada acara pembukaan dan penutupan nanti akan dimeriahkan dengan ensembel orkestra anak-anak. Dan yang menjadi salah satu ciri khas PBMK adalah Pentas Seni Lintas Agama dan Keyakinan dari berbagai komunitas sebagai ruang dialog-komunikasi antarumat beragama dalam ranah seni," kata Puji.

Dalam pergelaran PBMK 2016 musik etnik dan tarian Nusantara akan dipentaskan dalam satu panggung secara bergantian mulai dari Aceh, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Madura, Nusa Tenggara, dan Maluku.

Untuk mengapresiasi komunitas jazz di Yogyakarta yang telah memberikan warna bagi perkembangan musik jazz di Indonesia, PBMK 2016 menggelar One Night Jazz dengan melibatkan komunitas Jazz Mben Senen (YESS!, The Blue Train, Tricotado), Kadjanga, serta grup Project TAR and Friends dan Sutan Harahap project.

Saat audiensi tim panitia PBMK 2016 memaparkan maksud-tujuan, persiapan, serta konten acara PBMK kepada Wakil Gubernur DI Yogyakarta KGPAA Paku Alam X Kamis (6/10) di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Paku Alam X memberikan apresiasi dan menyambut baik acara seni-budaya.

"Kita mendukung kegiatan (seni-budaya) apa pun, tapi harus ada platform standar (dalam pementasan) dan dilakukan secara berjenjang," kata Paku Alam X saat menerima tim PBMK 2016 yang terdiri atas panitia pelaksana dan pihak UMY. Harapannya, selain muncul output yang terukur, kegiatan tersebut juga mampu mengedukasi audiens/masyarakat.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home