Loading...
DUNIA
Penulis: Eben Ezer Siadari 09:47 WIB | Rabu, 29 April 2015

Pemerintah Australia Tidak Tanggapi Seruan untuk Boikot Indonesia

Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Tony Abbott pada G20 Summit di Australia, November lalu. Foto: Rob Griffith/Pool/Getty Images

CANBERRA, SATUHARAPAN.COM – Senator Australia, Jacqui Lambie, menyerukan agar bantuan Australia kepada Indonesia dihentikan menyusul eksekusi mati atas dua warga negaranya, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran yang telah menemui ajal di hadapan regu tembak di Nusakambangan, Rabu (29/4) dini hari.

Jacqui Lambie menuntut pemerintah Australia mengalihkan bantuan sebesar US$ 50 juta ke Nepal, yang kini sedang dilanda bencana.

Lambie juga ingin agar Australia memboikot Indonesia, khususnya Bali sebagai tujuan wisata.

"Apa yang terjadi di Indonesia saat ini  menjijikkan. Presiden Indonesia memainkan seni perang. Ia bermain-main dengan anak-anak ini dan menggunakannya sebagai pion politik," kata dia, sebagaimana dikutip oleh The Guardian.

Namun, Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, terkesan menepis seruan itu dan tidak mau menanggapinya berlebihan. Pagi ini (29/4) ia mengatakan pemberian bantuan luar negeri berada pada pertimbangan yang berbeda.

Pemerintah Australia sampai pagi ini mengakui  secara resmi belum diberitahu tentang eksekusi itu. Namun Bishop, mengatakan bahwa eksekusi diyakini sudah terjadi. Dia menambahkan, jenazah keduanya akan dibawa ke Australia untuk dimakamkan.

"Saya telah melakukan kontak dengan keluarga mereka semalam. Mereka berada dalam posisi yang hancur  dan saya mengerti bahwa mereka akan mengeluarkan pernyataan pagi ini. Perhatian kita berpusat pada fakta bahwa rehabilitasi Andrew Chan dan Sukumaran tidak diperhitungkan," kata Bishop.

Selanjutnya, Bishop mengatakan dirinya  akan mendiskusikan  hubungan Austalia dengan Indonesia lebih kanjut ketika Duta Besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson, kembali ke Australia akhir pekan ini.

Ketika ditanya apakah penarikan dubes Australia untuk Indonesia untuk konsultasi akan menjadi satu-satunya konsekuensi dari eksekusi mati tersebut, Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, mengatakan kerjasama antara kementerian Indonesia dan Auastralia telah ditangguhkan dan akan tetap ditangguhkan.

"Yah ini sangat tidak biasa, memang belum pernah terjadi sebelumnya,  seorang duta besar ditarik. Jadi saya tidak ingin meminimalkan gravitasi dari apa yang kita lakukan. Kontak menteri telah ditangguhkan dan akan ditangguhkan selama beberapa waktu.  Selain itu, saya tidak ingin melakukan personalisasi kasus ini karena penting bahwa hubungan antara Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia berlanjut," tutur dia.

"Saya mengerti bila rakyat marah," kata Abbott, tetapi di sisi lain, "Kita tidak ingin membuat situasi semakin buruk dan hubungan antara Indonesia dan Australia, penting dan tetap penting, dan akan selalu penting, semakin penting dari hari ke hari."

Jadi, kata Abbott, "Saya berkata kepada rakyat, ya, Anda berhak marah, tetapi kita harus hati-hati untuk memastikan bahwa kita tidak ingin kemarahan kita membuat situasi memburuk."

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home