Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 20:14 WIB | Minggu, 11 Oktober 2015

Pemerintah Indonesia Kecam Ledakan Bom di Ankara

Ledakan kuat sekitar pukul 10.00 hari Sabtu (10/10) dan segera diikuti ledakan lain di luar stasiun kereta api kota Ankara. (Foto: AFP)

ANKARA, SATUHARAPAN.COM - Ribuan orang berkumpul di pusat ibu kota Turki, Ankara pada hari Minggu (11/10) untuk mengenang dan menghormati para korban ledakan bom yang membunuh sedikitnya 95 orang.

Bentrokan singkat sempat terjadi antara polisi dengan kelompok massa pelayat yang berusaha meletakkan bunga duka cita di lokasi pemboman.
 
Pihak HDP pro-Kurdi, yang menggelar demonstrasi hari Sabtu saat pemboman itu, mengatakan sebanyak 128 orang meninggal dan menyalahkan pemerintah atas kegagalannya menjaga keamanan di lokasi kejadian. Tetapi pemerintah menolak disalahkan atas pemboman itu.
 
Perdana Menteri Ahmet Davutoglu mengatakan ada bukti bahwa dua pembom bunuh diri telah melakukan serangan itu. Turki menyatakan tiga hari berkabung atas inseden mematikan terburuk tersebut.
 
Akibat serangan itu sebanyak 245 orang luka-luka, dengan 48 di antaranya kritis.

Pemerintah Indonesia menyampaikan simpati dan mengecam peristiwa ledakan bom itu, menurut keterangan pers dari Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, hari Minggu (11/10).

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri menyampaikan rasa simpati dan belasungkawa kepada Pemerintah dan rakyat Turki, khususnya kepada keluarga korban.

Berdasarkan hasil koordinasi dengan perwakilan RI di Ankara, sampai saat ini tidak terdapat informasi mengenai adanya korban warga negara Indonesia (WNI) dalam insiden ledakan bom tersebut.

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara juga akan terus melakukan koordinasi dengan otoritas Turki, untuk mengetahui perkembangan dan proses identifikasi korban.

Selain itu, KBRI Ankara telah mengeluarkan imbauan kepada seluruh WNI di Turki untuk berhati-hati saat bepergian, khususnya pada tempat terbuka yang kemungkinan dapat menjadi target ledakan bom. 

Selanjutnya, KBRI Ankara juga membuka layanan informasi dan "hotline" bagi para WNI, yaitu pada nomor +905321352298.

Sebelumnya, dua ledakan bom terjadi di ibukota Turki, Ankara, yang menyasar para pegiat dalam aksi damai yang digelar oleh kelompok kiri dan oposisi pendukung Kurdi.
    
Jenazah para pegiat tersebut bergelimpangan di jalan setelah ledakan, dan spanduk-spanduk yang dibawa tergeletak di samping mereka.

Setelah ledakan tersebut, situasi di lokasi kejadian kacau, sementara ambulans mencari korban cidera dan polisi menutup kawasan itu.

Laporan awal menyebutkan hanya ada satu ledakan, namun media Turki menyebutkan ada dua ledakan terpisah dalam selang waktu pendek.

Seorang pejabat pemerintah Turki mengatakan bahwa pihak berwajib menduga serangan itu ada kaitannya dengan teroris, namun dia tidak menjelaskan lebih lanjut.
 
Serangan itu terjadi ketika Turki tengah bersiap menjelang pemilihan umum pada 1 November dan gelombang kerusuhan terus melanda sejak beberapa bulan terakhir. (bbc.com/Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home