Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 19:19 WIB | Selasa, 18 Februari 2014

Pemilu 2014, Hajatan Bersama dan Tanggung Jawab Bersama

Pemilu 2014, Hajatan Bersama dan Tanggung Jawab Bersama
Komunitas Jurnalis Peduli Pemilu (KJPP) pada Selasa (16/2) di Media Center KPU melaksanakan diskusi dengan tema Pemilu 2014: Siapkah untuk Dilaksanakan? (Foto-foto: Equivalent Pangasi)
Pemilu 2014, Hajatan Bersama dan Tanggung Jawab Bersama
Pengamat politik, Heri Budianto (kiri), ketua Bawaslu, Muhammad (tengah), dan politisi Golkar, Rully Chairul Azwar (kanan).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), Muhammad mengatakan pada awak media, “pemilu harus menjadi hajatan bersama, hajatan masyarakat sehingga tanggung jawabnya itu harus jadi tanggung jawab bersama walaupun semua punya kamar dan bidang masing-masing.”

Dalam diskusi bertajuk “Pemilu 2014: Siapkah untuk Dilaksanakan?” yang diadakan oleh Komunitas Jurnalis Peduli Pemilu (KJPP) pada Selasa (18/2) di Media Center Komisi Pemilihan Umum (KPU), Muhammad merasa perlu mengingatkan masyarakat tentang makna pemilu yang sesungguhnya.

“Pemilu adalah hajatan bersama, tidak boleh dilihat sebagai hajatan KPU (Komisi Pemilihan Umum, Red) atau parpol (partai politik, Red), Bawaslu, apalagi hajatan pemerintah,” ujarnya.

Ia menegaskan pentingnya kesepakatan bersama dalam memaknai pemilu sebelum membicarakan mengenai kesiapan pelaksanaan pemilu 2014 yang sedia dilaksanakan 9 April mendatang.

“Kalau kita sudah sepakat, maka insya Allah kita semua optimis. Saya dan teman-teman di jajaran Bawaslu di seluruh Indonesia optimis. Alhamdulillah sampai dengan tahapan pemilu saat ini, pemilu 9 April itu tidak akan ada penundaan. Prinsip yang kami cermati dari proses-proses pemilu, teman-teman semua sudah siap,” katanya lagi.

Melengkapi pernyataan Muhammad, politisi partai Golkar, Rully Chairul Azwar menekankan, “betul kata Muhammad, pemilu bukan pesta, melainkan hajatan. Ini bukan pesta demokrasi, ini hajatan yang dimaknai akad, yang penting dan sakral. Ini bukan pesta sehari, melainkan mempengaruhi jauh ke depan, tidak hari itu saja.”

Senada dengan Muhammad dan Rully mengenai makna pemilu, pengamat politik Indonesia Heri Budianto mengatakan, “semua komponen yang berpartisipasi dan memiliki kepentingan terhadap pemilu harus betul-betul berjalan seirama.”

Ia menambahkan, “kita tidak bisa kemudian hanya menyerahkan itu pada penyelenggara pemilu, KPU misalnya. Walaupun indikator utama keberhasilan pemilu itu ada pada KPU, kesiapan KPU dan Bawaslu.”

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home