Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yahya Tirta Prewita 21:51 WIB | Minggu, 26 Mei 2013

Penjara Pemimpin

foto: ymindrasmoro

SATU HARAPAN.COM - Ada pemimpin yang sibuk membangun penjara bagi dirinya. Semakin tebal tembok peran dibuat, semakin keberadaannya dikonstruksikan sedemikian hebat, serasa lupa daratan, angan jauh dari kenyataan. Padahal semakin tinggi tembok penjara diri dibangun, makin terasing dan sepi diri terkurung. Semua upaya komunikasi mental terbentur tembok.

Tanggapan yang diperkenan hanyalah ”like, like” saja, persis seperti angon bebek. Hanya ada komando, bukan wacana beropini, diskusi dihindari. Hanya mau didengar dan diturut, kawanan yang ada tinggal menurut dan mengikut.

Kritik diterima sebagai ancaman. Dan teguran diposisikan sebagai pihak berseberangan. Ukuran kebenaran lalu menjadi begitu sederhana; yang dimaui cukup sahutan amin-amin saja, tak peduli entah bagaimana ragam keadaan dunia. Yang menentang pasti salah adanya!

Padahal tanpa pengakuan akan kesetaraan, bangunan relasi apa pun yang dibuat hanya mewujudkan penindasan. Tanpa kesediaan untuk betul-betul mendengarkan, hanya gaung bicaranya sendiri yang akan terpantul kembali.

Pemimpin melayani tinggal bunyi tanpa arti. Yang terjadi pemimpin yang menguasai, kehendak berkuasa begitu besar bila perlu dengan intimidasi, atau manipulasi. Teror atas nama Yang Mahasuci pun mudah saja terjadi.

Padahal hidup sehari-hari bercerita lebih banyak, lebih berkata-kata dari sekadar bualan janji tidak korupsi dan ngayomi. Jangan bicara ngemong dan ngesuhi bila saat berhadapan tak bisa berlaku sebagai sesama. Karena sebagai pemimpin, yang terutama tunjukkanlah sikap sebagai hamba yang taat!

Bila kata-kata pemimpin sudah tak dipercaya, nasihatnya jadi lelucon, tindakannya ditertawakan, perintahnya dicibir, dan doa restunya tak lagi suci. Jelas pulung kepemimpinan sudah beralih darinya, namun sering pemimpin terlambat menyadarinya.

Akhirnya, di hadapan patung berkepala emas namun berkaki hanya dari tanah liat itu, aku merasa perlu menjauh darinya saja, agar tak tertimpa reruntuhannya ketika tiba.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home