Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Dewasasri M Wardani 11:24 WIB | Selasa, 23 Agustus 2016

Pepaya, Potensial Menurunkan Kolesterol

Pepaya (Carica papaya, L.). (Foto: herbalandhealthy.wordpress.com)

SATUHARAPAN.COM - Pepaya termasuk buah yang sudah lumrah dikonsumsi masyarakat Indonesia. Daya tariknya terletak pada buahnya yang merah warnanya dan manis rasanya.

Tanaman pepaya dikenal sebagai tanaman multiguna, karena hampir seluruh bagian tanaman, mulai dari akar hingga daun, bermanfaat bagi manusia maupun hewan. Tanaman pepaya dapat dimanfaatkan sebagai makanan, minuman, obat yang mujarab, bahan baku dalam industri kecantikan, maupun sebagai pakan ternak

Buah pepaya dimakan dagingnya, baik ketika muda maupun masak. Daging buah muda dimasak sebagai sayuran. Daging buah masak dimakan segar atau sebagai campuran koktail buah.

Pepaya dimanfaatkan pula daunnya sebagai sayuran dan pelunak daging. Daun pepaya muda dimakan sebagai lalap (setelah dilayukan dengan air panas) atau dijadikan pembungkus buntil.

Di Manado, bunga pepaya dimanfaatkan sebagai lauk, peneman nasi, dengan cara ditumis. Getah pepaya (dapat ditemukan di batang, daun, dan buah) mengandung enzim papain, semacam protease, yang dapat melunakkan daging dan mengubah konformasi protein lain. Papain telah diproduksi secara massal dan menjadi komoditas dagang.

Dokter Wahyu Triasmara dalam Club Diet Sehat seperti dikutip dari jabar.tribunnews.com mengatakan, biji buah pepaya bermanfaat sebagai antioksidan dalam darah karena dapat menurunkan kadar kolesterol dan LDL, serta meningkatkan kadar HDL (lipoprotein densitas tinggi).

“Melalui penghambatan reaksi oksidasi kolesterol LDL ini maka dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Kandungan fitokimia memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit. Sementara flavonoid merupakan antioksidan yang dapat menangkap radikal bebas," katanya.

Biji pepaya memiliki efek hipolipidemia untuk terapi hiperlipidemia yang disebabkan oleh kadar lemak nabati atau kolesterol dalam jumlah terlalu tinggi karena ekstrak biji tersebut berisi kandungan alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, antrakuinon, dan antosianin. Menurutnya biji pepaya dapat dikonsumsi dengan cara diblender dan disajikan seperti membuat jus, ataupun dengan cara diseduh seperti menyeduh kopi setelah terlebih dahulu dikeringkan dan diblender.

Dari Meksiko Menyebar ke Seluruh Daerah Tropis

Carica papaya, L., nama ilmiah pepaya, seperti dikutip ccrc.farmasi.ugm.ac.id, adalah tumbuhan pohon, umumnya tidak bercabang atau bercabang sedikit, tumbuh hingga setinggi 5–10 m dengan daun-daun yang membentuk serupa spiral pada batang pohon bagian atas. Daunnya menyirip lima, dengan tangkai yang panjang dan berlubang di bagian tengah. Bentuknya dapat bercangap ataupun tidak. Pepaya kultivar biasanya bercangap dalam.

Pepaya adalah monodioecious (berumah tunggal sekaligus berumah dua) dengan tiga kelamin: tumbuhan jantan, betina, dan banci (hermaprodit). Tumbuhan jantan dikenal sebagai "pepaya gantung", yang walaupun jantan kadang-kadang dapat menghasilkan buah pula secara "partenogenesis". Buah ini mandul (tidak menghasilkan biji subur), dan dijadikan bahan obat tradisional.

Bunga pepaya memiliki mahkota bunga berwarna kuning pucat dengan tangkai atau duduk pada batang. Bunga jantan pada tumbuhan jantan tumbuh pada tangkai panjang. Bunga biasanya ditemukan pada daerah sekitar pucuk.

Bentuk buah pepaya bulat hingga memanjang, dengan ujung biasanya meruncing. Warna buah ketika muda hijau gelap, dan setelah masak hijau muda hingga kuning. Bentuk buah membulat bila berasal dari tanaman betina, dan memanjang (oval) bila dihasilkan tanaman banci. Tanaman banci lebih disukai dalam budidaya karena dapat menghasilkan buah lebih banyak dan buahnya lebih besar.

Daging buah berasal dari karpela yang menebal, berwarna kuning hingga merah, bergantung pada varietasnya. Bagian tengah buah berongga. Biji-biji berwarna hitam atau kehitaman dan terbungkus semacam lapisan berlendir (pulp) untuk mencegahnya dari kekeringan. Dalam budidaya, biji-biji untuk ditanam kembali diambil dari bagian tengah buah.

Kultivar pepaya bermacam-macam karena berbeda-beda pemanfaatan dan selera konsumen. Di antaranya, pepaya bangkok yang diintroduksi dari Thailand. Dagingnya manis dan berair, dan buahnya berukuran besar. Kultivar lain, pepaya Solo F1, pepaya kultivar hibrida unggul dari Hawaii. Buahnya kecil-kecil dan disukai konsumen Barat.

Pepaya callina, salah satu varietas pepaya hasil pemuliaan oleh tim Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) di Institut Pertanian Bogor. Di pasaran pepaya ini lebih dikenal dengan sebutan "pepaya california" sehingga tidak heran banyak orang terkecoh dan mengira pepaya ini termasuk buah impor.

Pepaya, menurut Wikipedia adalah tumbuhan yang berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan, dan kini menyebar luas dan banyak ditanam di seluruh daerah tropis untuk diambil buahnya. Pepaya adalah satu-satunya jenis dalam genus Carica. Nama pepaya dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Belanda, papaja. Nama lain yang dikenal adalah kates (Jawa), gedang (Sunda), kapaya (Ambon), dan papas (Ambon), paw-paw (Australia).

Manfaat  Herbal Pepaya

Tanaman papaya ini mempunyai banyak sekali manfaat dan kegunaannya. Secara tradisional bahkan telah digunakan dalam pengobatan artritis dan reumatik di Indonesia dan Haiti. Di Mauritius, Meksiko, dan Filipina, dimanfaatkan untuk pengobatan asma dan infeksi pernapasan.

Catatan Wikipedia menyebutkan pepaya dimanfaatkan untuk mengobati kanker di Australia dan Meksiko; konstipasi dan laksatif di Honduras, Panama dan Trinidad; meningkatkan produksi susu di Indonesia dan Malaysia; mengobati tumor (uterus) di Ghana, Indochina, dan Nigeria; dan sifilis di Afrika.

Papain adalah enzim yang terkandung dalam papaya dan telah banyak diteliti manfaatnya. Dalam industri, papain mempunyai banyak kegunaan, antara lain dalam proses penggumpalan susu (rennet), proses penguraian protein, pembuatan bir, mengempukkan daging, proses ekstraksi minyak hati ikan tuna, dan membersihkan sutra dan wol sebelum pewarnaan .

Penelitian yang dilakukan tim Universitas Negeri Medan menyebutkan ekstrak daun pepaya terbukti bisa menghambat pertumbuhan bakteri Stearothermophilus spora. Hal ini dapat digunakan dalam jenis makanan tertentu.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition (Jian L, Lee AH, et al.) seperti dikutip dari whfoods.com, menyebutkan mengkonsumsi buah-buahan yang kaya lycopene, seperti pepaya, dan minum teh hijau dapat mengurangi risiko terkena kanker prostat pada pria.

Tahara Dilla Santi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Aceh, Banda Aceh, menguji toksisitas akut dan efek antiinflamasi ekstrak metanol dan n-heksana daun pepaya (Carica papaya) pada tikus. Penelitian tersebut menunjukkan efek toksis tidak bermakna, namun untuk efek antiinflamasi, pemberian ekstrak daun pepaya menurunkan volume radang pada kaki tikus.

Tim Fakultas Kedokteran Riau juga telah menguji efek larvasida ekstrak etanol daun pepaya terhadap larva Aedes aegypti. Hasilnya menunjukkan ekstrak etanol daun pepaya memiliki efek larvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti. Ekstrak etanol daun pepaya dapat membunuh larva nyamuk. 

Penelitian yang dilakukan tim Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta, seperti dikutip uajy.ac.id, menyebutkan ekstrak biji pepaya dapat menghambat aktivitas bakteri Escherichia coli dan Streptococcus pyogenes. Hasil yang diperoleh menunjukkan biji buah pepaya dapat menghambat Escherichia coli dan Streptococcus pyogenes.  

Tim Departemen Biokimia National Autonomous University of Mexico meneliti untuk mengeksplorasi analisis fitokimia dan fisikokimia awal daun papaya dan evaluasi lebih lanjut dari efek hipoglikemik pada tikus diabetes. Daun pepaya  diekstraksi menggunakan kloroform, n -hexane atau etanol. Setelah pengobatan 20 hari dengan ekstrak kloroform, efek utama yang diamati adalah penurunan serum glukosa, trigliserida, dan transaminase pada tikus diabetes, setelah pemberian ekstrak daun pepaya. Hasil ini mengkonfirmasi potensi daun pepaya untuk mengobati gejala pasien diabetes.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home