Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 13:55 WIB | Rabu, 15 Juni 2016

Permintaan Timun Suri Meningkat Selama Ramadan

Permintaan Timun Suri Meningkat Selama Ramadan
Jamun (65) petani timun suri mengecek hasil taninya yang berada di lahan perkebunan di Depok, Jawa Barat, Rabu (15/6). Permintaan timun suri meningkat selama bulan Ramadan tahun ini. Timun suri hasil perkebunan dijual secara borongan dengan harga berkisar Rp 1 juta sampai Rp 2 juta untuk satu petak lahan yang berukuran sekitar 400 meter persegi. (Foto-foto: Dedy Istanto).
Permintaan Timun Suri Meningkat Selama Ramadan
Timun suri hasil kebun yang dikelola Jamun, warga Depok yang sudah berpuluh tahun memilih untuk bertani baik timun suri, padi, dan juga sayur-sayuran.
Permintaan Timun Suri Meningkat Selama Ramadan
Seorang penjual saat mengangkut timun suri hasil panen yang dipetik langsung dari lahan perkebunan yang berada di Depok, Jawa Barat yang selama bulan Ramadan meningkat permintaannya.
Permintaan Timun Suri Meningkat Selama Ramadan
Hasil perkebunan timun suri yang digarap oleh Jamun (65) di Depok, Jawa Barat.

DEPOK, SATUHARAPAN.COM – Permintaan buah timun suri meningkat untuk menu berbuka puasa selama bulan Ramadan . Salah satunya di lahan perkebunan yang digarap oleh Jamun (65) di Depok, Jawa Barat, hari Rabu (15/6).

“Saya sudah puluhan tahun garap lahan perkebunan ini. Ini lagi musimnya puasa, jadi kita tanam timun suri disini,” kata Jamun yang sejak awal menikah sudah bercocok tanam.

Jamun menambahkan, lahan ini biasanya ditanami dengan padi serta sayur-sayuran seperti bayam, timun sayur, dan juga kangkung kalau bulan puasa sudah selesai. Sepanjang bulan Ramadan, Jamun mengaku, hasil kebun buah timun surinya laku dibeli pemborong.

Biasanya satu petak yang berukuran sekitar 400 meter persegi dihargai dengan Rp 1 juta sampai dengan Rp 2.juta. Pembeliannya dilakukan borongan oleh para pedagang yang datang, baik yang sudah langganan maupun yang baru.

Perkebunan yang berdiri di atas tanah garapan milik pihak swasta tersebut beberapa arealnya dikelola oleh Jamun. Meski sudah berpuluh tahun berkebun, Jamun mengaku kehidupannya dapat bertahan, terbukti, cucunya saat ini sudah menginjak tingkat Sekolah Menegah Atas (SMA).

“Sebentar lagi lahan ini akan dibangun jalan tol,” kata Jamun. 

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home