Loading...
RELIGI
Penulis: Eben Ezer Siadari 20:42 WIB | Minggu, 21 Desember 2014

Pesan Natal GKI: Yesus Lahir bukan untuk Manusia Saja

Sebuah gambar ilustrasi yang dimaksudkan menceritakan kelahiran Yesus (Foto: whatchristianwanttoknow.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Gereja Kristen Indonesia (GKI)  dalam pesan Natal yang ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Umum Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) GKI, Pdt Yahya Wijaya dan Pdt Arliyanus Larosa, menekankan bahwa ketika umat merayakan Natal, sebaiknya menghayati bahwa perayaan itu bersama dengan seluruh mahluk, karena Yesus lahir bagi semua yang diciptakan-Nya, bukan hanya untuk manusia.

Pesan itu menyebutkan bahwa manusia hanyalah salah satu ciptaan Tuhan. Oleh karena itu, manusia harus selalu membuka mata hati kepada semua mahluk karena mereka adalah sesama ciptaan bagi manusia.

“Sikap kita kepada ciptaan Tuhan sudah seharusnya mengikuti sikap Tuhan yang dalam kepedulian-Nya menghendaki semua makhluk terpelihara,” demikian antara lain Pesan Natal GKI, yang hari ini disebarkan melalui warta jemaat yang dibagikan sebelum ibadah.

“Ketika sekarang ini kita merayakan Natal, baiklah kita merayakan-Nya bersama seluruh makhluk karena Dia lahir bagi semua yang diciptakan-Nya.”

Disebutkan bahwa Natal memiliki arti yang penting bagi perjalanan iman umat Kristiani. Kelahiran Yesus Kristus yang menjadi pusat dari Natal membuktikan kehadiran Allah dalam dunia (Imanuel).

Dengan hadirnya Allah dalam dunia, kata Pesan Natal GKI,  manusia tahu bahwa Allah tidak sekadar mencipta lalu membiarkan ciptaan-Nya berjalan dengan sendirinya. Allah berkenan untuk terlibat dalam urusan ciptaan-Nya.

 “Keterlibatan Allah itu bukanlah sebuah keterlibatan yang menyingkirkan peran ciptaan-Nya. Allah tidak ingin memperlakukan ciptaan-Nya seperti mesin-mesin yang mati. Allah menghargai ciptaan-Nya dengan memberikan kemandirian. Justru dengan adanya kemandirian itu Allah dapat mengajak ciptaan-Nya untuk bekerjasama.”

Mitra Allah Bukan Hanya Manusia

Pesan Natal GKI menekankan bahwa kehadiran Allah di dunia patut dipahami dalam kerangka kerjasama. Sebagaimana kehidupan di dunia ini terus berlangsung, Allah pun terus menerus bekerja. Tetapi dalam menjalankan pekerjaan-Nya, Allah berkenan mengikut sertakan ciptaan-Nya.

Diakui bahwa ciptaan Allah tetaplah ciptaan yang di sana sini mudah jatuh dalam berbagai kesalahan. Namun, itu bukan menjadi alasan Tuhan untuk berhenti memberi kesempatan. 

“Allah bukan tidak tahu keadaan ciptaan-Nya itu, namun Allah tetap bersedia untuk mengajak ciptaan-Nya bekerjasama. Allah ingin mengajak ciptaan-Nya menata dan mengisi kehidupan di dunia agar setiap kali menjadi lebih baik daripada sebelumnya.”

“Tetapi kepercayaan Allah itu tidak hanya terbatas pada manusia saja. Kita tahu bahwa hidup di dunia ini tidak mungkin terjadi tanpa keterlibatan ciptaan Tuhan lainnya. Bukan manusia saja yang memungkinkan hidup ini terus berlangsung, makhluk-makhluk bukan manusia juga memiliki peranan di dalamnya.”

Sebagai contoh, Pesan Natal GKI menyebut kisah kelahiran Yesus dalam Injil Matius yang berkisah  tentang bintang di Timur yang dilihat oleh para sarjana (Majus) dari Timur. “Bintang yang adalah benda alam ternyata memberikan petunjuk. Allah berkenan memakai sebuah benda alam untuk menjadi petunjuk dari kehadiran-Nya sebagai manusia di dunia."

Injil Lukas, di sisi lain, mengisahkan bahwa kelahiran Yesus disambut oleh para gembala yang dalam menjalankan tugas-tugasnya berada dekat dengan alam. Bahkan bayi Yesus sendiri juga diletakkan dalam sebuah palungan di sebuah kandang. “Bukankah itu semua dengan jelas menunjukkan penghargaan Allah kepada makhluk-makhluk bukan manusia? Semua yang ada di alam merayakan kelahiran Allah di dunia.”

Menyumbang bagi Kehidupan, bukan Kematian

Mendapati kesaksian Alkitab tentang Yesus Kristus itu, Pesan Natal GKI berpendapat sudah seharusnya manusia menyadari bahwa hubungan antara Tuhan dan ciptaan-Nya tidak terbagi-bagi. Tuhan adalah Tuhan bagi seluruh ciptaan.

“Kasih Tuhan tertuju bagi semua makhluk. Kepedulian Tuhan adalah kepedulian kepada semua yang Ia ciptakan agar semuanya tetap hidup dan berkembang.”

 Pesan Natal GKI kemudian ditutup dengan ajakan untuk membangun kesadaran  menghindari sikap-sikap yang memperlakukan ciptaan Tuhan lainnya dengan semena-mena.  

Perasaan bahwa manusia boleh melakukan apapun kepada makhluk lain bertentangan dengan kesadaran bahwa mereka adalah ciptaan yang dipedulikan juga oleh Tuhan, Sang Pencipta.

Pesan Natal GKI juga mengajak untuk tidak merusak, mengeksploitasi dan membinasakan alam. Seperti alam memberikan sumbangannya bagi kehidupan, manusia pun harus memberikan sumbangan bagi kehidupan, bukan sumbangan bagi kematian.

“Gereja hadir di dunia untukmengerjakan misi Kerajaan Allah. Gereja adalah rekan sekerja Allah dalam meneruskan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang baik bagi seluruh ciptaan.”

Sempat jadi Diskusi Hangat

Walau tidak serupa benar, isu yang senada dengan yang diangkat dalam pesan GKI ini sempat menjadi wacana yang hangat di kalangan sementara umat Katolik. Sempat terjadi  pemberitaan yang luas tentang hubungan Tuhan dengan ciptaan selain manusia, khususnya hewan, sampai-sampai memunculkan pertanyaan kepada Tahta Suci Vatikan. Penyebabnya adalah ketika sejumlah media massa di Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa, ramai memberitakan bahwa Paus Fransiskus mengatakan hewan ikut masuk Surga dan bahwa di Surga ada tempat bagi hewan.

Ramainya pemberitaan ini membuat Tahta Suci cukup banyak mendapat telepon yang mempertanyakan kebenaran pernyataan  tersebut. Untuk meluruskan duduk perkaranya, Deputi Juru Bicara Vatikan, Romo Ciro Benedettini, akhirnya memberikan klarifikasi bahwa Paus Fransiskus tidak pernah mengatakan hal itu.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa  yang dikutip oleh media adalah  pernyataan Paus Paulus VI, yang pada beberapa dekade lalu, tatkala membujuk seorang anak yang kehilangan anjingnya karena meninggal, berkata, "Suatu hari nanti kita akan bertemu hewan-hewan kita dalam keabadian Kristus."

Meskipun Vatikan membantah bahwa Paus pernah berkata hewan ikut masuk ke Surga,  Benedettini menegaskan bahwa  Paus Fransiskus  berada dalam harmoni spiritual dengan seluruh ciptaan.

Ketika melakukan kunjungan Natal ke pinggiran Roma tahun lalu, Fransiskus dengan senang hati membiarkan seorang perempuan meletakkan domba di pundaknya, sebagai gambaran seorang gembala yang memanggul gembalaannya.  

Paus Fransiskus pernah berkata, seorang imam yang baik harus menghafal bukan hanya nama umatnya, tetapi juga nama anjing umatnya.

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home