Loading...
MEDIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 22:30 WIB | Selasa, 01 November 2016

Polda Metro Temukan Akun Medsos Provokatif

Ilustrasi. Presiden Joko Widodo (kanan) melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Ma'ruf Amin (kedua kiri), Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siraj (ketiga kiri), Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (kiri) dan sejumlah undangan lainnya di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (1/11). Dalam pertemuan yang membahas sejumlah masalah tersebut, Presiden Joko Widodo menegaskan tidak akan mengintervensi kepolisian dalam penanganan kasus dugaan penistaan agama dengan terlapor Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/pd/16.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Petugas Polda Metro Jaya menemukan sejumlah akun media sosial (medsos) yang berisi konten bermuatan provokatif terkait pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

"Ada sekitar puluhan akun yang menyebarkan isu provokatif," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono di Jakarta, hari Selasa (1/11).

Awi mengungkapkan akun media sosial itu menggunakan identitas samaran dan nama asli yang saat ini dipantau tim khusus Polda Metro Jaya.

Awi enggan menyebutkan akun media sosial yang terindikasi menyampaikan pesan hasutan tersebut karena petugas akan menelusuri.

Diungkapkan mantan Kabid Humas Polda Jawa Timur, anggota Subdirektorat Cyber Crime Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya secara rutin berpatroli siber mendeteksi akun media sosial.

Selanjutnya, tim Bidang Humas dan Subdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya mengevaluasi, serta menganalisa setiap tiga pekan.

Awi mengimbau masyarakat yang menggunakan media sosial tidak menyampaikan pesan provokatif dan menebar kebencian SARA karena polisi akan mempidanakan sesuai hukum yang berlaku.

Netizen Harus Tahan Diri

Sementara itu, Wakil Sekjen DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay meminta semua pihak, terutama netizen, untuk menahan diri agar aksi di Jakarta pada 4 November 2016 berjalan tertib, aman dan damai.

"Hal ini perlu menjadi perhatian, terutama para netizen pengguna aktif media sosial. Harus diakui, media sosial memiliki pengaruh besar," kata Saleh melalui pesan singkat di Jakarta, Selasa (1/11).

Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah itu mengatakan media sosial sebaiknya digunakan untuk menyejukkan dan menuntun sesama pengguna, bukan untuk memanas-manasi atau menyebar berita palsu.

Menurut Saleh, opini yang disebarkan melalui media sosial bisa mengubah sikap dan cara pandang seseorang. Karena itu, opini yang menyesatkan akan sangat berbahaya.

Karena itu, aparat kepolisian diharapkan dapat mengawasi setiap opini dan isu yang sengaja dihembuskan untuk memancing kerusuhan. Kepolisian harus dapat menjadi pengawas yang netral.

"Bila ada yang sengaja memanfaatkan media sosial untuk memprovokasi, kepolisian harus segera bersikap dan bertindak tegas," ujarnya. 

Sejumlah organisasi massa dan elemen Islam akan melakukan aksi di Jakarta berkaitan dengan penistaan agama yang diduga dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat melakukan kunjungan dinas ke Kepulauan Seribu. (Ant)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home