Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 01:28 WIB | Rabu, 27 November 2013

Prancis: Perundingan Damai Suriah akan Dilakukan Tanpa Assad

Menteri luar negeri Prancis Laurent Fabius. (Foto: alarabiya.net)

PARIS, SATUHARAPAN.COM - Perundingan damai Suriah yang sudah lama tertunda akan digelar pada Januari tanpa kehadiran Presiden Bashar al-Assad atau kelompok oposisi radikal, kata menteri luar negeri Prancis pada Selasa (26/11).

“Tujuan dari Jenewa 2 tidak untuk melakukan diskusi tentang Suriah, tapi ditujukan untuk mencapai kesepakatan bersama antara perwakilan rezim - tanpa Assad - dan oposisi moderat untuk membentuk pemerintahan transisi,” kata Laurent Fabius kepada radio Prancis.

“Ini sangat sulit, tapi itu adalah satu-satunya solusi yang memungkinkan kami bersatu tanpa Tn Bashar al-Assad dan tanpa teroris,” ujarnya, mengacu pada anggota jihad oposisi Suriah yang terpecah.

Fabius berbicara sehari setelah Amerika Serikat dan Rusia memberikan dukungan mereka pada pembicaraan perdamaian Suriah yang lama tertunda, dijuluki Jenewa 2, yang menurut PBB akan digelar pada 22 Januari.

Mediator Internasional Suriah Lakhdar Brahimi mengatakan daftar peserta untuk negosiasi tersebut belum dibuat, yang akan membawa pemerintah Suriah dan oposisi ke meja perundingan untuk pertama kalinya sejak pemberontakan terhadap Assad meletus pada Maret 2011. 

Oposisi Suriah Sambut Baik Jadwal Pembicaraan dan Tolak Peran Assad

Sementara itu kelompok oposisi utama Suriah Koalisi Nasional pada Selasa menegaskan bahwa Presiden Assad seharusnya tidak memainkan peran dalam masa depan politik negara tersebut, sambil menyambut baik penetapan tanggal untuk pembicaraan damai.

Koalisi tersebut mengatakan pihaknya “menegaskan penolakan mutlak terhadap Assad atau semua pelaku kriminal yang bertanggung jawab atas pembunuhan rakyat Suriah memainkan peran apa pun dalam lembaga transisi... masa depan politik Suriah.”

Pernyataan tersebut muncul sehari setelah Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengumumkan bahwa pembicaraan damai, yang disebut Jenewa II, akan diadakan pada 22 Januari, setelah tertunda beberapa kali.

Koalisi tersebut mengatakan pihaknya menganggap fakta tanggal yang sudah ditetapkan sebagai “hal yang sangat positif”.

Koalisi itu juga mengatakan bahwa dalam persiapan untuk Jenewa II komunitas internasional harus “menjamin bantuan kemanusiaan menjangkau seluruh wilayah Suriah, sedangkan semua tawanan harus dibebaskan.”

Dan pihaknya menyerukan untuk “segera mengakhiri” pembantaian di Suriah. (AFP)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home