Loading...
SAINS
Penulis: Melki Pangaribuan 17:41 WIB | Sabtu, 26 November 2016

Presiden akan Tentukan Penghapusan Ujian Nasional di Ratas

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat melakukan sosialisasi dalam rangka pelaksanaan program Tax Amnesty periode II di Hotel Clarion Makassar, Sulawesi Selatan, hari Jumat (25/11). (Foto: BPMI Setpres)

MAKASSAR, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan tanggapan terkait rencana penghapusan Ujian Nasional (UN) yang saat ini sedang hangat dibicarakan masyarakat.

Presiden Jokowi mengatakan penghapusan UN saat ini masih sebatas wacana. Dia akan segera melakukan rapat terbatas dengan sejumlah menteri terkait untuk membahas hal itu.

"Oh masih proses, belum di rataskan, belum," kata Presiden Jokowi usai melakukan sosialisasi amnesti pajak di Hotel Clarion, Kota Makassar, hari Jumat (25/11).

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo mengakui bahwa telah menerima laporan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy terkait wacana penghapusan UN tersebut.

"Memang dari Menteri Pendidikan menyampaikan itu, tapi tentu saja harus ada ratasnya dulu," katanya.

Presiden mengatakan dalam rapat terbatas nantinya akan membahas langkah-langkah perbaikan di dunia pendidikan.

"Harus ada rapat terbatas yang nantinya kita putuskan kalau itu memang perlu untuk mengetahui standar-standar dari ujian, dari kualitas pendidikan kita kalau diperlukan, dilakukan," kata dia.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menghapuskan UN mulai dari tingkat SMP sederajat hingga SMA/SMK sederajat. Namun, penghapusan UN ini hanya untuk sekolah-sekolah yang berada di atas standar nasional nilai integritas dan skor akademiknya.

Menurut Muhadjir Effendy, UN selama ini hanya bertujuan untuk pemetaan sekolah secara nasional. Sedangkan saat ini sudah banyak sekolah yang levelnya sudah di atas standar nasional yang telah ditetapkan berdasarkan nilai integritas dan skor akademik.

“Persoalannya adalah sudah ada 30 persen sekolah yang dari segi integritas maupun skor akademik kan sudah di atas rata-rata nasional. Lah kalau sudah begitu apakah dia harus ikut ujian nasional lagi? Ikut dipetakan lagi? Itu kan ga perlu,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan usai bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 25 Oktober 2016 lalu. (Setpres)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home