Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 07:26 WIB | Rabu, 04 Mei 2016

Presiden Brasil Sambut Api Olimpiade

Presiden Brasil, Dilma Rouseff (memegang obor Olimpiade 2016) secara simbolis di Bandara Juscelino Kubitschek, Brasilia, Brasil, hari Selasa (3/5). (Foto: xinhuanet.com/Andre Dusek).

BRASILIA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Brasil, Dilma Rouseff mengemukakan Brasil menyambut gembira kedatangan atlet dari berbagai negara yang akan bertanding di Olimpiade, yang ditandai dengan diterimanya api Olimpiade yang telah diarak di berbagai negara dan lintas benua.

“Brasil siap menyambut ajang ini, dengan datangnya obor olimpiade,  kami akan mengingat hari ini sebagai hari yang tercatat dalam sejarah," kata  Rousseff saat menerima api Olimpiade dari Ketua Komite Penyelenggara Olimpiade 2016, Carlos Arthur Nuzman di Bandara Juscelino Kubitschek, Brasilia, Brasil, hari Selasa (3/5).

Seperti disarikan dari situs resmi olimpiade, rio2016.com arak-arakan obor  Olimpiade telah tiba di Brasil. Komite Olimpiade Internasional (IOC) menggunakan pesawat  penerbangan khusus  LATAM Airlines yang mendarat di ibu kota Brasil  pada  Selasa (3/5), obor tersebut diarak dengan melalui berbagai tempat terkemuka di dunia antara lain  Museum Olimpiade di Lausanne, Swiss dan kantor perwakilan PBB di Jenewa, Swiss.

Ketua Komite Penyelenggara Olimpiade 2016, Carlos Arthur Nuzman mengemukakan selama 95 hari  obor Olimpiade akan mengunjungi lebih dari 300 kota di seluruh Brasil, sebelum tiba di Stadion Maracana, di Rio de Janeiro, Brasil saat upacara pembukaan Olimpiade  pada  5 Agustus 2016.

Beberapa saat setelah memberi kata sambutan, Rouseff menyerahkan obor olimpiade ke atlet voli putri Brasil,  Fabiana Claudino yang akan mulai berlari secara simbolis mengarak obor tersebut ke berbagai kota di Brasil.

Awal Mula Obor Olimpiade Dinyalakan

Obor Api Olimpiade tersebut awalnya disulut dari sumbernya  pada 21 April 2016 dalam sebuah upacara tradisional di Kuil Hera di Olympia, Yunani.

Api tersebut dinyalakan dengan cara tradisional yakni satu orang memegang obor yang didekatkan ke cermin parabola yang memantulkan panas dan digunakan untuk menyalakan api dengan sinar matahari. Obor Olimpiade diarak secara simbolis oleh atlet dari berbagai negara di Eropa.

Salah satu momen penting dalam arak-arakan obor Olimpiade yakni terjadi Selasa (26/4) saat atlet difabel yang juga pengungsi asal Suriah yang ada di Athena, Yunani, Ibrahim Al Hussein turut serta dalam membawa obor Olimpiade tersebut.

“Adalah sebuah kehormatan bagi saya mengarak olimpiade ini, setidaknya saya juga menjadi bagian dari ajang prestisius ini,” kata Al Hussein.

Dalam catatan situs resmi Olimpiade, Al Hussein adalah atlet renang difabel namun pada 2012 dia kehilangan kaki kiri sebab bom mortir mencederai kakinya akibat perang berkepanjangan di Suriah. Saat mengarak api olimpiade, Al Hussein dikelilingi  ratusan anak-anak pengungsi.

“Ini adalah kesempatan bagi saya untuk membuktikan kepada dunia, dengan api olimpiade ini saya berharap  semua perang akan berakhir dan bahwa setiap orang dapat kembali ke rumah mereka dalam damai,” kata Al Hussein. (rio2016.com).

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home