Loading...
EKONOMI
Penulis: Bob H. Simbolon 10:38 WIB | Senin, 04 Januari 2016

Presiden Joko Widodo Buka Perdagangan Saham 2016

Presiden Joko Widodo semasa masih menjabat menjadi Gubernur DKI Jakarta (tengah) bersama Direktur Utama BEI Ito Warsito (kiri) dan Direktur Pengembangan BEI Frederica Widyasari Dewi menutup perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (11/4/14). Dalam penutupan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan sebesar 50,847 poin (1,07%) ke level 4.816,58. (Foto: Antara)

JAKARTA. SATUHARAPAM.COM – Presiden Joko Widodo tepat pukul 09.00 WIB, membuka perdagangan saham 2015 di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (4/1).

“Pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia 2016, dengan ini saya nyatakan dibuka dan dimulai,” kata Presiden.

Mengawali perdagangan, IHSG BEI dibuka turun 12,84 poin atau 0,28 persen menjadi 4.580,16 poin. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak melemah 0,57 persen menjadi 788,39 poin.

Hadir dalam acara itu di antaranya, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil.

Selain itu juga hadir Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama, Direktur BEI Tito Sulistio dan sejumlah pejabat lainnya.

Dalam sambutannya, Presiden menyampaikan bahwa tahun 2015 adalah tahun yang penuh tantangan terutama di sektor keuangan, hal itu disebabkan oleh kekhawatiran melambatnya perekonomian global, serta kenaikan suku bunga bank sentral AS (The Fed).

“Namun, mengikuti perjalanan 2015 kemarin, saya tetap optimistis pada tahun 2016,” ujar Presiden.

Presiden mengakui bahwa banyak orang ragu mengenai realisasi APBN, namun realisasi APBN pada tutup tahun 2015 tercatat pendapatan negara mencapai sebesar 84,7 persen atau sebesar Rp 1.491 triliun, penerimaan pajak mencapai 83 persen atau sebesar Rp 1.235,8 triliun, non pajak sebesar 93,8 persen atau sebesar Rp 252,4 triliun plus hibah, lalu serapan belanja negara mencapai 91,2 persen.

“Artinya, apa yang kita takutkan tidak terjadi, kalau kerja biasa mungkin seperti diperkirakan orang terjadi. Dengan deregulasi, saya meyakini ini kesempatan pada saat ekonomi sulit. Itu kesempatan kita merombak tatanan yang menghambat. Dengan begitu ekonomi akan lebih baik,” ujar Presiden.

Temu Wicara

Selain membuka perdagangan saham, Presiden juga akan melakukan temu wicara dengan para pelaku pasar modal Indonesia.

Kinerja pasar modal Indonesia yang dapat dilihat dari pergerakan indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia sepanjang 2015 menghadapi banyak tantangan sehingga sebagian investor asing mengalihkan sebagian dana mereka dari pasar saham domestik.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI) nilai jual bersih dana investor asing di pasar modal domestik Rp22,58 triliun.

Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan penyebab keluarnya dana asing antara lain ketidakpastian rencana kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat sepanjang 2015.

Situasi itu, menurut dia, membuat investor asing mengalihkan sebagian dananya keluar dari instrumen portofolio di Indonesia yang ditandai dengan aksi jual saham.

Per 30 Desember 2015, indeks harga saham gabungan di BEI ditutup di level 4.593,01 poin atau turun 12,13 persen dibandingkan penutupan akhir Desember 2014 yang berada di level 5.226,94 poin. (Ant)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home