Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Martahan Lumban Gaol 19:16 WIB | Jumat, 08 Januari 2016

Presiden Minta Masalah Bandara Enclave Sipil Diselesaikan

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. (Foto: Dok. satuharapan.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, meminta Menteri Perhubungan (Menhub) dan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) segera menyelesaikan berbagai masalah dan kendala dalam pengoperasian bandara enclave sipil. Seperti pembangunan dan pengembangan bandar udara, aset, pengaturan operasi penerbangan di wilayah bandara, bantas daerah lingkungan kerja, sampai pada pengelolaan lalu lintas udara.

Selain itu, dia menambahkan, padatnya rute-rute penerbangan di Jawa dan Bali, terutama jalur utara Pulau Jawa‎, seperti rute Jakarta-Bali memiliki 170 traffic per hari. Sedangkan rute Jakarta-Surabaya berlangsung 150 traffic per hari, rute ini merupakan jalur terpadat nomor 11 di dunia.

“Kuncinya adalah pengaturan yang lebih jelas. Agar dalam pelaksanaan tidak saling mengganggu, bahkan harusnya bisa saling memberi dukungan,” kata Presiden Jokowi saat menggelar Rapat Terbatas (Ratas) guna membahas Pola Operasi Bandara Enclave Sipil dan Pemanfaatan Ruang Udara di Selatan Pulau Jawa terkait Keselamatan dan Peningkatan Kapasitas Penerbangan.

Indonesia memiliki beberapa bandara enclave sipil atau bandara yang merupakan pangkalan udara TNI Angkatan Udara yang juga digunakan untuk penerbangan sipil, di antaranya Bandara Adi Soemarmo di Solo, Bandara Adi Soetjipto di Yogyakarta, Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta, Bandara Ahmad Yani di Semarang, Bandara Juanda di Surabaya, Bandara Husein Sastranegara di Bandung, dan Bandara Abdul Rahman Saleh di Malang‎.

Menurut Presiden Jokowi, pengaturan itu penting agar masyarakat pengguna jasa penerbangan tidak dirugikan, sehingga jangan sampai maskapai penerbangan dan penumpangnya menunggu dalam waktu yang cukup lama, baik untuk berangkat maupun mendarat. Hal ini juga bisa membahayakan keselamatan penerbangan.

Utamakan Keselamatan

Berkaitan dengan kepadatan jalur utara Pulau Jawa, menurut Presiden Jokowi, secara bertahap harus dikurangi agar rute eksisting menjadi efisien. Selain itu, juga untuk kelancaran arus dan kapasitas penerbangan, khususnya di Jawa, Bali, dan sekitarnya, serta meningkatkan keselamatan lalu-lintas penerbangan pada rute-rute padat di Jawa-Bali. Pengurangan kepadatan jalur utara Pulau Jawa juga penting untuk mengoptimalkan operasional penerbangan kontigensi jika terjadi letusan gunung berapi dan juga untuk mengurangi emisi CO2.

Presiden Jokowi langung menginstruksikan agar Menhub segera mengatasi permasalahan ini dengan  penerapan ‘flexible use of airspace’ dan  rute-rute baru di selatan Pulau Jawa, sehingga dapat mengurangi kepadatan lalu-lintas penerbangan pada jalur penerbangan eksisting.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home