Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 09:10 WIB | Sabtu, 29 November 2014

Raih dan Gunakan Kekuasaan dengan Benar

Mantan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Mantan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan para politisi untuk meraih dan menggunakan kekuasaan secara benar.

Hal itu dikatakan SBY melalui akun  pribadinya di media sosial Twitter,  @SBYudhoyono, Jumat (28/11) beberapa saat lalu.

“Sesungguhnya hidup ini universitas yang abadi. Mari kita saling belajar, saling berbagi dan saling menasihati. Dalam dunia politik, kekuasaan menjadi yang utama. Raihlah kekuasaan itu dengan cara yang benar dan gunakan pula secara benar,” demikian disampaikan SBY.

SBY mengatakan, kekuasaan juga menggoda, karenanya gunakanlah secara tepat dan bijak. Jangan sewenang-wenang dan jangan melampaui kewenangannya. Nenek moyang kita telah  mengingatkan, hendaknya kekuasaan tidak digunakan bak: “Besar hendak melanda, panjang hendak melindih” (sesudah berkuasa lalu hendak merajalela—red).

“Tidakkah Allah SWT memberikan kekuasaan kepada yang dikehendaki, dan mencabut kekuasaan itu dari siapa yang dikehendaki. Kebenaran mutlak adalah milik Tuhan. Karenanya, janganlah selalu membenarkan yang kuat, tetapi perkuatlah kebenaran. Petik pelajaran di dunia. Pemimpin yang selalu dibenarkan apa pun perkataan dan tindakannya, tak disadari bisa menjadi diktator atau tiran,” SBY mengingatkan.

Guru Besar Ilmu Ketahanan Nasional tersebut menjelaskan, setiap pemimpin pastilah ingin berbuat yang terbaik. Tidak ingin jadi diktator atau tiran dan kemudian harus jatuh, seperti yang kerap terjadi. Karenanya, dengan tetap menghormati pemimpin, rakyat bisa menyampaikan kritik dan sarannya. Pemimpin mesti sabar mendengarkan. Sebab kritik itu laksana obat. Jika dosis dan cara meminumnya tepat, badan menjadi sehat. Mengkritik pemimpin pun haruslah dengan beretika dan patut.

“Dalam politik, pencitraan itu biasa. Tapi, jika sangat berlebihan bisa menurunkan kepercayaan rakyat. ‘Angkuh terbawa, tampan tertinggal’ (penampilan baik, namun perangai buruk—red). ‘Diam itu emas’, jika tidak perlu bicara, diamlah. ‘Bicara itu perak’, jika harus bicara, bicaralah.

Tetapi bermutu dan bermanfaat. ‘Tong kosong nyaring bunyinya’. Akan lebih bijak jika tong yang masih kosong diisi dulu. Isilah dengan pengetahuan dan pengalaman,” demikian SBY mengutip berbagai peribahasa yang ada sejak zaman leluhur.

SBY kemudian mengakhiri pernyataannya di Twitter dengan mengatakan,  permasalahan hidup, juga negara, terus datang dan pergi. Yang diperlukan adalah solusi. Dapatkan solusi itu dan kemudian jalankan. Tugas pemimpin: mengatasi masalah. Pimpinlah, termasuk bekerja sama dan bermusyawarah untuk mengatasi masalah. Apalagi masalah yang serius. (demokrat.or.id)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home