Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 11:27 WIB | Selasa, 02 Februari 2016

Rekayasa Genetik Embrio Manusia Diizinkan

Embrio akan digunakan untuk penelitian dasar sebagai bagian dari penelitian terhadap infertilitas, (Foto: theguardian.com)

LONDON, SATUHARAPAN.COM – Inggris, Senin (1/2), memberikan izin pertamanya untuk rekayasa genetik embrio manusia, sebagai bagian dari penelitian terhadap infertilitas, dan alasan mengapa keguguran terjadi, dalam langkah yang cenderung akan menimbulkan kekhawatiran etis.

“Komisi perizinan kami menyetujui permohonan dr Kathy Niakan dari Francis Crick Institute, untuk memperbarui izin penelitian laboratoriumnya, dengan menyertakan rekayasa genetik embrio,” menurut pernyataan Otoritas Embriologi dan Fertilisasi Manusia (Human Fertilisation and Embryology Authority/HFEA), seperti diberitakan AFP

Niakan mengatakan, dia berencana merekayasa embrio dengan menggunakan teknik yang dikenal sebagai CRISPR-Cas90.

Embrio tersebut tidak akan menjadi bayi, karena itu harus dihancurkan dalam waktu 14 hari dan hanya bisa digunakan untuk penelitian dasar.

Dia berniat, menemukan gen yang berperan dalam beberapa hari pertama pembuahan, ketika embrio mengembangkan lapisan sel, yang kemudian menjadi plasenta.

Penelitian, akan menggunakan embrio yang akan dihancurkan, yang didonasikan oleh para pasangan yang menerima perawatan kesuburan, dan tidak membutuhkan embrio tersebut.

 Para peneliti memuji keputusan itu.

“Proyek ini, nantinya akan membantu pasangan yang kurang subur dan mengurangi kasus keguguran,“ kata Bruce Whitelaw, profesor bioteknologi hewan di University of Edinburgh, kepada Science Media Centre.

Sarah Chan, dari Usher Institute for Population Health Sciences and Informatics di University of Edinburgh berpendapat penelitian tersebut, menyentuh isu-isu sensitif; oleh karena itu sudah sepantasnya penelitian ini dan implikasi etikanya dipertimbangkan dengan saksama oleh HFEA.

Kekhawatiran lain adalah, prospek rekayasa bayi, di mana DNA anak dimodifikasi sesuai keinginan orang tua mereka.

Francis Collins kepala US National Institutes of Health mengatakan, “ tidak akan mendanai riset editing genom pada embrio manusia, yakni yang mengubah DNA embrio untuk tujuan klinis , tetapi apabila prosedur dibuat cukup aman rekayasa pembuahan embrio dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, antara lain mengurangi risiko penyakit Alzheimer, atau untuk membuat mereka tahan terhadap HIV, malaria atau influenza.” Sepeerti dikutip dari theguardian.com

"Ada saran metode dapat digunakan untuk memperbaiki cacat genetik, untuk memberikan ketahanan terhadap penyakit, atau bahkan untuk memperkenalkan ciri baru yang tidak ditemukan pada manusia," kata Niakan. "Namun, hanya masyarakat yang dapat memutuskannya apakah bisa diterima atau tidak, penelitian para ilmuwan  hanya akan menginformasikan apa yang mungkin menjadi mungkin.”

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home