Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 13:48 WIB | Sabtu, 29 Agustus 2015

Ribuan Warga Berkaus Kuning Demo Tuntut PM Malaysia Mundur

Pendukung gerakan pro demokrasi Malaysia, Bersih, berpose untuk para fotografer sebelum memulai unjuk rasa di Kuala Lumpur pada Sabtu 29 Agustus 2015. Para aktivis Malaysia melancarkan tekanan lebih keras menuntut PM Najib Razak mundur terkait dengan dugaan menerima dana untuk pribadinya melalui sebuah BUMN yang terlilit utang. (Foto: AP)

KUALA LUMPUR, SATUHARAPAN.COM - Ribuan warga Malaysia mengenakan kaos kuning dan meniup terompet berkumpul di Kuala Lumpur hari ini Sabtu (29/8) untuk sebuah unjuk rasa raksasa  dua hari hingga besok, menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Najib Razak.

Orang banyak itu, sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita AP,  tidak terpengaruh oleh kehadiran polisi setelah pihak berwenang menyatakan unjuk rasa tersebut tidak berizin. Pemerintah Malaysia juga  memblokir situs penyelenggara unjuk rasa, yaitu kelompok Bersih, dan melarang pakaian serta logo berwarna kuning.

 Najib telah berjuang untuk mempertahankan kedudukannya setelah dokumen yang bocor pada bulan Juli menunjukkan ia menerima sekitar $ 700 juta yang masuk ke rekening pribadinya dari entitas terkait dengan perusahaan milik negara, 1MDB, yang dililit utang. Dia mengatakan uang itu merupakan sumbangan dari Timur Tengah.

Najib telah memecat wakilnya dan empat anggota kabinet lainnya yang menentangnya, serta Jaksa Agung yang mencoba menyelidiki kasus tersebut.

Para pengunjuk rasa berharap untuk memicu gerakan rakyat untuk memaksa Najib jatuh. Tetapi, sebagaimana dilansir oleh Reuters,. analis politik percaya Najib akan lolos dan dapat mempertahankan kekuasaan.

Keamanan diperketat sebelum unjuk rasa dan akses ke tempat di mana para pengunjuk rasa berencana untuk berkumpul, diblokir.

Sebuah portal berita, pada hari Jumat  menyatakan militer mungkin ikut campur jika orang banyak turun ke jalan dan keadaan darurat diumumkan. Seorang juru bicara militer menolak untuk mengomentari laporan tersebut.

Gerakan anti-korupsi internasional, Transparency International, menyerukan kepada pemerintah Malaysia untuk menghormati hak warga negara untuk melakukan unjuk rasa damai  tanpa takut akan pembalasan.

Pemerintah "harus mendengarkan keprihatinan rakyatnya", kata kepala organisasi itu, Jose Ugaz.

Para pengamat mengatakan gerakan Bersih tidak mungkin  menginspirasi dukungan masyarakat luas karena tidak memiliki kepemimpinan yang kuat.

"Unjuk rasa akan dicatat sebagai protes besar. Tapi dalam hal perubahan yang sebenarnya, saya tidak berpikir apa-apa yang akan terjadi segera," kata Wan Saiful Wan Jan, chief executive Institute for Democracy and Economic Affairs.

Ibrahim Suffian, direktur jajak pendapat independen Merdeka Center, mengatakan ketidakpuasan terhadap Najib, yang mulai menjabat pada tahun 2009, terkonsentrasi di daerah perkotaan. Sedangkan survei nasional bulan ini oleh kelompoknya menunjukkan mayoritas responden menentang unjuk rasa.

Lembaga anti-korupsi Malaysia mengatakan dana yang dibayarkan ke rekening Najib adalah sumbangan dari Timur Tengah, yang masuk sebelum pemilihan 2013, tapi identitas donor belum terungkap.

Najib, 62, telah membantah melakukan kesalahan dan mengatakan dia tidak mengambil uang untuk kepentingan pribadi. Pada saat yang sama ia memperkuat cengkeramannya pada kekuasaan melalui serangkaian langkah untuk menyingkirkan penentangnya.

Selain memecat sejumlah menterinya, ia juga membekukan  dua surat kabar dan memblokir akses ke situs yang telah melaporkan kasus 1MDB.

Najib mempertahankan dukungan yang signifikan dari koalisi Barisan Nasional yang berkuasa dan dari dalam partainya, Organisasi Nasional Melayu Bersatu.

Koalisi, yang berkuasa sejak tahun 1957, kehilangan suara populer untuk pertama kalinya pada tahun 2013 dikalahkan oleh aliansi oposisi yang terpecah tahun ini.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home