Loading...
EKONOMI
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 20:37 WIB | Rabu, 20 November 2013

Rupiah Sore Melemah Menjadi Rp 11.660, IHSG Ditutup Turun ke Posisi 4.350 Poin

Ilustrasi uang. (Foto: Ant)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Mata uang rupiah pada Rabu sore melemah menjadi Rp 11.660 per dolar AS menyusul proyeksi pertumbuhan ekonomi global akan melambat pada kuartal empat tahun ini.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore bergerak melemah sebesar 66 poin menjadi Rp11.660 dibanding posisi sebelumnya (19/11) Rp 11.594 per dolar AS.

"Ekonomi Indonesia diekspektasikan melambat menyusul diturunkannya proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia sehingga dampaknya akan ke `emerging market`," ujar Analis Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong di Jakarta, Rabu (20/11).

Ia menambahkan pelemahan nilai tukar rupiah juga dipicu oleh pelaku pasar yang sedang menunggu hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang akan memberikan petunjuk terkait stimulus kebijakan the Fed.

"Biasanya, menjelang FOMC dolar AS cenderung menguat," katanya.

Ia mengharapkan bahwa pemerintah Indonesia dapat mengambil kebijakan agar fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dapat stabil.

Sementara itu, Analis pasar uang Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan bahwa kekhawatiran the Fed kemungkinan akan mulai mengurangi jumlah pemberian stimulus moneter dalam waktu dekat masih membayangi kinerja rupiah.

"Meski pidato the Fed cukup `dovish` pada tadi pagi, namun masih belum cukup untuk mengurangi kekhawatiran pasar," kata dia.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Rabu ini, tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp11.631 dibanding sebelumnya (19/11) di posisi Rp11.609 per dolar AS.

IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu melemah ke posisi 4.350 poin seiring dengan tekanan di pasar uang domestik.

IHSG BEI ditutup turun sebesar 47,55 poin atau 1,08 persen ke posisi 4.350,78. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 10,92 poin (1,50 persen) ke level 727,09.

Analis PT Anugerah Sekurindo Indah, Bertoni Rio di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa pelemahan indeks BEI didorong oleh beberapa faktor diantaranya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Meski the Fed masih mendukung stimulus keuangannya, namun proyeksi produk domestik bruto (PDB) ekonomi global pada akhir tahun berpotensi melambat," katanya.

Sehingga, lanjut dia, kondisi itu memicu pelaku pasar saham di dalam negeri terutama asing melakukan aksi lepas saham. Tercatat pelaku pasar asing mencatatkan jual bersih saham sebesar Rp 194 miliar.

Ia memprediksi, IHSG BEI pada besok (Kamis, 21/11) berpotensi mengalami tekanan menyusul nilai tukar rupiah yang masih terbebani oleh pertumbuhan ekonomi global.

"IHSG BEI dipoyeksikan bergerak cenderung melemah dikisaran 4.284--4.454 poin," katanya.

Transaksi perdagangan saham di BEI tercatat sebanyak 121.584 kali dengan volume mencapai 4,44 miliar lembar saham senilai Rp 5,071 triliun.

Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng menguat 43,05 poin (0,18 persen) ke level 23.700,86, indeks Nikkei-225 turun 50,48 poin (0,33 persen) ke level 15.076,08, dan Straits Times melemah 7,85 poin (0,25 persen) ke posisi 3.184,23. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home