Loading...
EKONOMI
Penulis: Eben E. Siadari 10:22 WIB | Senin, 31 Agustus 2015

Seluruh Dunia Desak Bank Sentral AS Naikkan Bunga Segera

Gubernur Bank Sentral India, Raghuram Rajan (kiri) berbicara dengan Profesor dari University of Chicago, Randall Kroszner, dalam simposium Jackson Hole Economic Policy di Jackson Hole, Wyoming, yang diselenggarakan oleh Bank Sentral AS (The Fed) kota Kansas pada 29 Agustus 2015 (Foto:Jonathan Crosby/ satuharapan.com)

JACKSON HOLE, SATUHARAPAN.COM - Gubernur bank sentral dari seluruh dunia menyatakan sudah siap menghadapi rencana kenaikan suku bunga bank sentral AS dan mendesak AS untuk segera melakukannya tanpa menunda-nunda lagi.

Di depan publik maupun secara pribadi, pada konferensi bank sentral global di Jackson Hole, Wyoming, AS, para pengambil kebijakan keuangan dari seluruh dunia mengatakan bahwa The Fed telah mengirimkan pesan untuk melakukan pengetatan moneter, yang diikuti oleh penguatan dolar AS sepanjang tahun, dan kini pasar uang global telah siap untuk menghadapi kenaikan suku bunga The Fed.

Para pengambil keputusan itu berkumpul pada akhir pekan lalu pada even yang diselenggarakan The Fed kota Kansas itu, setelah indeks Dow Jones jatuh 1.000 poin pada hari Senin akibat kekhawatiran perlambatan ekonomi Tiongkok tetapi kemudian mulai pulih pada akhir pekan. Pernyataan-pernyataan dari pejabat The Fed yang mengungkapkan bahwa kenaikan bunga akan terjadi September dipersalahkan sebagai penyebab bergejolaknya pasar.

Menurut Agustin Carstens, petinggi bank sentral Meksiko, kenaikan suku bunga oleh AS akan mengirimkan sinyal yang menggembirakan bagi kesehatan ekonomi negaranya, bahkan seandainya langkah itu akan memaksa Meksiko menaikkan suku bunga juga dalam beberapa hari.

"Jika The Fed mengencangkan, itu sehubungan dengan fakta bahwa mereka memiliki persepsi bahwa inflasi naik, tetapi yang lebih penting bahwa pengangguran turun dan ekonomi pulih," Carstens berkata kepada Reuters dalam sebuah wawancara.

"Bagi kami, itu adalah berita yang sangat baik," tambahnya.

Walau pun Yao Yudong, kepala People's Bank of China Research Institute of Finance and Banking, pekan lalu menyalahkan The Fed atas terjadinya gejolak pasar dan mengatakan bahwa kenaikan suku bunga AS harus ditunda, sebagian besar gubernur bank sentral dari negara-negara berkembang yang dihubungi oleh Reuters di Jackson Hole lebih berpihak pada pendapat Carstens.

Berakhirnya selama lebih dari enam tahun suku bunga rendah di AS diperkirakan akan memicu gelombang penyesuaian yang berpotensi menyakitkan bagi banyak negara seiring dengan dolar yang lebih kuat serta aliran modal dari beberapa pasar negara berkembang ke AS. Juga akan terjadi perubahan harga relatif pada barang yang diperdagangkan . Di sisi lain, itu juga dianggap sebagai akhir dari ketidakpastian bagi para pembuat kebijakan.

"(Kenaikan bunga) sudah lama diantisipasi," kata Gubernur Bank Sentral India, Raghuram Rajan, pada panel konferensi, saat duduk bersama Wakil Ketua The Fed, Stanley Fischer.

Komentar tersebut didukung oleh gubernur bank sentral dari Jepang, Korea Selatan dan Indonesia. Ketika ditanya awal bulan ini apakah ia berpikir The Fed harus menaikkan suku bunga pada bulan September, Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia, Mirza Adityaswara, mengatakan kepada Reuters di Jakarta: "Semakin kepastian ada, semakin baik."

Pejabat senior Korea Selatan juga menyatakan hal serupa. "Sebuah kenaikan bunga pada waktu yang sudah diperkirakan akan lebih baik dalam arti bahwa hal itu akan melenyapkan salah satu ketidakpastian besar atas masalah ini dan itu berarti pemulihan ekonomi AS dianggap berkelanjutan," kata dia, tanpa mau menyebut namanya, (reuters.com)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home