Loading...
RELIGI
Penulis: Reporter Satuharapan 17:22 WIB | Selasa, 28 Januari 2014

Serangan Molotov ke Gereja di Pulau Pinang Menuai Kecaman

Spanduk yang bertuliskan kata Allah ini diduga memicu tindakan pengeboman pada sebuah gereja di Pulau Pinang, Malaysia, Senin (27/1) dini hari. (Foto: Harakah Daily)

PULAU PINANG, SATUHARAPAN.COM – Berbagai kecaman datang dari sejumlah tokoh di Malaysia atas serangan molotov terhadap gereja di Lebuh Farquhar, Pulau Pinang, Malaysia pada Senin (27/1) pukul 1.30 waktu setempat.

Gereja tersebut, Church of the Assumption, dilempar bom oleh orang tak dikenal yang mengendarai sepeda motor. Aksi ini diduga sebagai reaksi karena pada Minggu (26/1) terdapat spanduk bertuliskan “Allah is Great, Jesus is the son of Allah” (Allah Maha Besar, Yesus anak Allah) di depan gereja tersebut.

Serangan molotov terhadap gereja ini menuai kecaman, salah satu kecaman datang dari Angkatan Muda Keadilan (AMK), seperti dikutip harakahdaily.net pada Senin (27/1).

Dr. Afif Bahardin, ketua AMK mendesak polisi dan semua aparat keamanan untuk mengambil tindakan tegas. Ia juga mengatakan bahwa AMK Pulau Pinang akan segera ke lokasi kejadian untuk memantau situasi.

Penang UMNO Youth, yaitu gerakan pemuda United Malays National Organisation (UMNO) di Pulau Pinang, Malaysia turut mengutuk aksi pengeboman tersebut.

Seperti yang dikutip The Malaysian Times pada Senin (27/1), Ketua Penang UMNO Youth, Rafizal Abdul Rahim mengatakan, “Tindakan kasar dan brutal itu ditujukan untuk memperburuk situasi dan menimbulkan kegelisahan antarras di Pulau Pinang”.

Dalam konferensi pers hari Senin (27/1), Rafizal juga mengatakan, “UMNO Youth mengutuk aksi brutal yang dilakukan pihak yang tidak bertanggung jawab, dan saya ingin menekankan bahwa kami (Penang UMNO Youth) tidak terlibat”.

Perdana Menteri (PM) Malaysia, Datuk Seri Najib Razak mengimbau masyarakat untuk tetap tenang.

“Saya selalu mengatakan, sebagai pemerintah, kita harus mengutamakan perdamaian dan harmoni, dan kita akan melakukan yang terbaik untuk mempertahankannya, dengan mendasarkannya pada aturan hukum,” ujarnya.

Kecaman tidak hanya datang dari Malaysia, melainkan juga datang dari Pakistan.

Sebuah surat datang ke Pakistan Today di segmen Editor’s Mail dari Masood Khan pada Selasa (28/1). Ia memperingatkan bahwa Malaysia dapat berakhir seperti Pakistan jika kasus intoleransi antaragama terus terjadi.

Masood mengingatkan bahwa pada pemilihan umum 2011 di Sarawak, PM Najib membuat 10 poin solusi yang salah satunya memungkinkan impor Alkitab dan penggunaan Alkitab dalam semua bahasa.

Seperti yang juga dikutip The Malaysian Insider, Masood juga menyayangkan pernyataan Najib. “Saya benar-benar menyayangkan pernyataan PM Malaysia, Najib Razak yang mendukung putusan pengadilan yang melarang non-Muslim menggunakan kata Allah dalam teks Alkitab dan dalam ibadah gereja,” ujarnya.

Ketegangan antarumat beragama meningkat di Pulau Pinang, Malaysia sejak hari Minggu lalu ketika spanduk bertuliskan “Allah is Great, Jesus is the son of Allah” ditemukan terpampang di halaman lima gereja di sana - Gereja Victory Lutheran, Gereja St John Britto Catholic, Church of the Immaculate Conception, Church of the Assumption, dan Church of the Nativity of the Blessed Virgin Mary di Butterworth. (The Malaysian Insider/Harakah Daily/The Malaysian Times)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home