Loading...
EKONOMI
Penulis: Bayu Probo 09:01 WIB | Selasa, 08 Oktober 2013

Shutdown Pemerintah AS Masuk Minggu Kedua: Harga Dolar, Saham, Minyak Jatuh

Pendemo di depan gedung Capitol menuntut shutdown diakhiri. (Foto: ABCnews/AFP)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM — Jalan keluar untuk mengatasi kebuntuan pembahasan anggaran jaminan kesehatan Amerika Serikat (AS) belum ditemukan. Akibatnya, shutdown pemerintah federal Amerika Serikat berlanjut hingga masuk minggu kedua. Bayang-bayang pemerintah bakal gagal bayar utang yang jatuh tempo pada 17 Oktober, menghantui pasar. Harga saham, minyak, dan dolar jatuh (8/10).

Harga Saham Berguguran

Saham-saham di Wall Street ditutup lebih rendah pada Senin (Selasa, 08/10 WIB), karena penutupan sebagian kegiatan atau "shutdown" pemerintah AS memasuki minggu kedua tanpa ada tanda-tanda resolusi.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 136,34 poin (0,90%) menjadi berakhir pada 14.936,24.

Indeks berbasis luas S&P 500 merosot 14,38 poin (0,85%) menjadi 1.676,12, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq menyerah 37,37 poin (0,98%) menjadi 3.770,38

Kelumpuhan di Washington terus membebani pasar. Para analis telah menyatakan kekhawatiran mereka, khususnya perseteruan tentang anggaran yang akan menghalangi upaya untuk menaikkan plafon utang, sehingga dapat mengakibatkan gagal bayar (default) AS yang merusak ekonomi.

Namun, pasar masih menganggap gagal bayar AS tak mungkin, kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Rockwell Global Capital.

"Kalau pasar benar-benar takut gagal bayar .... kita tidak akan turun 0,5% atau 0,75%," kata Cardillo. "Kami akan jatuh lebih banyak lagi."

Saham perbankan berada di antara yang paling terpukul. Komponen Dow, JPMorgan Chase turun 1,6%, Citigroup turun 2,0% dan Wells Fargo merosot 1,7%.

Komponen Dow Boeing turun 0,4% setelah Japan Airlines mengumumkan pesanan pesawat senilai 9,5 miliar dolar AS kepada pesaingnya, Airbus. Keputusan yang menantang dominasi Boeing di pasar Jepang.

Komponen Dow IBM terpukul 1,1% setelah Barclays menurunkan peringkat sahamnya menjadi "equal weight" karena kurangnya katalis jangka pendek untuk saham tersebut.

Perusahaan teknologi lainnya juga menderita, termasuk Microsoft (turun 1,7%), Amazon (turun 2,8%) , Priceline (turun 1,9%) dan eBay (turun 1,8%).

Pengecualian adalah Apple, yang naik 1,0% setelah Jefferies menaikkan peringkat sahamnya menjadi "buy" menyusul pertemuan dengan para pemasok Asia yang antusias tentang produk-produk Apple mendatang.

Cooper Tire & Rubber anjlok 12,8% karena meningkatnya keraguan atas prospek pengambilalihan perusahaan senilai 2,5 miliar dolar AS oleh Apollo Tyres India. Apollo telah meminta penurunan harga transaksi, tetapi Cooper mempertahankan tidak menurunkan harganya.

Kontraktor pertahanan Lockheed Martin naik 0,9% setelah perusahaan mengurangi jumlah pekerjanya yang dirumahkan tanpa bayaran menjadi 2.400 dari 3.000 menyusul keputusan Pentagon untuk menarik sebagian besar karyawannya yang cuti.

Harga obligasi naik. Imbal hasil pada obligasi negara AS bertenor 10-tahun turun menjadi 2,63% dari 2,65% pada Jumat, sementara imbal hasil pada obligasi 30-tahun turun menjadi 3,70% dari 3,73%. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik.

Harga Dolar Jatuh

Kurs dolar jatuh terhadap mata uang utama lainnya pada perdagangan uang, karena perseteruan tentang anggaran Amerika Serikat berlarut-larut tanpa ada tanda-tanda kemajuan.

Pada pukul 21.00 GMT (Selasa pukul 04.00 WIB), euro diperdagangkan pada 1,3579 dolar dibandingkan dengan 1,3557 dolar pada Jumat (4/10).

Dolar juga melemah terhadap yen, dibeli 96,68 yen mata uang Jepang dibandingkan dengan 97,46 yen.

Euro jatuh terhadap yen, diperdagangkan pada 131,30 yen dari 132,13 yen.

Para pemimpin Demokrat dan Republik tidak memberikan kemajuan selama akhir pekan atau pada Senin sehingga penutupan sebagian kegiatan (shutdown) pemerintah AS berlanjut memasuki minggu kedua.

Para analis terutama khawatir bahwa kebuntuan dapat menyebabkan kelumpuhan serupa menjelang batas waktu 17 Oktober untuk menaikkan plafon utang, karena berpotensi menghancurkan ekonomi.

"Sentimen dolar telah dalam mode mundur untuk sementara waktu, di tengah kekhawatiran bahwa perseteruan politik yang nyerempet bahaya di Washington bisa merugikan pertumbuhan Amerika selama kuartal terakhir tahun ini dan mempertahankan Fed dari perlambatan stimulus," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions.

Namun, Manimbo mengatakan dolar benar-benar bisa menguat karena eskalasi kecemasan pasar AS menyebabkan posisi greenback sebagai safe haven "elit".

Demikian pula, Christopher Vecchio, seorang analis mata uang di DailyFX, mengatakan dolar sebagai sebuah safe haven (tempat berlindung yang aman ketika terjadi gejolak), akan meningkat "jika batas waktu 17 Oktober merayap maju tanpa resolusi nyata di depan mata."

Tetapi Vecchio mengatakan dolar kemungkinan akan diperdagangkan pada sebuah diskon terhadap safe haven lainnya, seperti yen Jepang dan franc Swiss.

Pound Inggris naik menjadi 1,6093 dolar dari 1,6005 dolar pada Jumat.

Dolar jatuh menjadi 0,9028 franc Swiss dari 0,9071 franc.

Harga Minyak Turun

Harga minyak berakhir turun karena kegiatan produksi di Teluk Meksiko dimulai kembali menyusul badai tropis yang telah memaksa perusahaan-perusahaan menangguhkan produksi mereka untuk alasan keamanan.

Pasar juga melihat tekanan dari berlanjutnya kelumpuhan politik atas anggaran negara di Washington, ketika penutupan sebagian kegiatan (shutdown) pemerintah memasuki minggu kedua.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, turun 81 sen menjadi 103,03 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman November, naik 22 sen menjadi menetap pada 109,68 dolar AS per barel di perdagangan London.

Penurunan harga sebagian berasal dari berlalunya badai tropis Karen tanpa kerusakan besar pada infrastruktur energi di perairan kaya minyak Teluk Meksiko. Produsen telah menutup sekitar 62% dari produksi minyak di kawasan tersebut akibat badai.

"Produksi akan kembali normal dalam beberapa hari ke depan, dan sebagai akibatnya, pasar tidak memperkirakan dampak signifikan terhadap pasokan minyak mentah," kata Andy Lipow, seorang konsultan energi Houston.

Sepertiga dari kapasitas di wilayah ini masih ditutup pada awal Senin sore, menurut Dow Jones Newswires. Tetapi perusahaan-perusahaan minyak berada dalam proses menerbangkan para pekerja mereka kembali ke anjungan-anjungan.

Sementara investor tetap khawatir bahwa kelumpuhan di Washington akan mencegah kenaikan plafon utang AS pada tenggat waktu 17 Oktober, memaksa kemungkinan gagal bayar (default) utang AS yang bisa mendatangkan malapetaka ekonomi, sehingga merusak permintaan minyak.

"Fokus utama tetap pada Washington," kata Kyle Cooper, mitra pengelola IAF Advisors di Houston. (Antara/CNN/USAToday)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home