Loading...
MEDIA
Penulis: Sabar Subekti 17:25 WIB | Senin, 30 November 2015

Turki Tangkap Dua Wartawan Senior

Seorang pria memegang surat kabar Cumhuriyet pada hari Jumat (27/11) di depan kantor media itu ketika berlangsung demonstrasi menentang penangkapan Pemimpin Redaksi Cumhuriyet. ( Foto: Hurriyet /AFP)

ANKARA, SATUHARAPAN.COM - Turki menangkap dua wartawan senior dari harian Cumhuriyet, Can Dundar dan Erdem Gül dan menuduh melakukan spionase. Kasus ini kembali menimbulkan kekhawatiran menurunnya kebebasan pers di Turki, kata seorang juru bicara Dewan Eropa kepada harian Hurriyet.

Wartawan di Turki juga mendesak Uni Eropa untuk tidak mengabaikan terjadinya pelanggaran hak asasi manusia di Turki terkait dengan kompromi dan tawar-menawar dengan Ankara mengenai masalah pengungsi.

Pernyataan yang disampaikan juru bicara Sekretaris Jenderal Dewan Eropa, Thorbjorn Jagland, itu juga terkait rencana aksi untuk mencegah pelanggaran Konvensi Hak Asasi Manusia Eropa. Hal itu termasuk pelanggaran terhadap Pasal 10 tentang kebebasan berekspresi dan kebebasan media.

"Kami akan mengangkat isu ini pada pertemuan kelompok kerja yang akan digelar antara Departemen Kehakiman Turki dan Dewan Eropa pada pertengahan Desember,’’ kata  Jagland.

Mengenai penangkapan wartawan, juru bicara itu menegaskan "kasus ini dan kasus lain" akan diangkat pada pertemuan para ahli Dewan Eropa dan pejabat Turki di Ankara pada 17 Desember.

Pernyataan itu disampaikan terkait penangkapan dua editor senior harian Cumhuriyet, Dündar dan Gül pada 26 November atas tuduhan spionase dan membantu sebuah organisasi teroris melalui laporan berita tentang dugaan memasok senjata ke pejuang di Suriah.

Keduanya mengirim surat kepada pemimpin Uni Eropa sehari sebelum KTT Turki-EU yang akan berlangsung di Brussels untuk menengahi kesepakatan tentang krisis pengungsi. Mereka mendesak Uni Eropa untuk tidak mengkompromikan kasus itu dengan kesepakatan membendung arus migran ke Eropa.

Kritikan AS

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat juga menyatakan keprihatinan atas kebebasan pers di Turki, dan menyerukan otoritas Turki untuk memastikan kebebasan untuk warga secara bebas menyuarakan pendapat dan kritik.

"Kami terganggu oleh penangkapan kemarin  terhadap editor senior surat kabar Turki, Cumhuriyet," kata Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataan tertulis pada hari Jumat (27/11), sehari setelah penangkapan Dündar dan Gül.

"Penyelidikan, tuntutan pidana, dan menangkap membuat keprihatinan serius tentang komitmen pemerintah Turki pada prinsip dasar kebebasan media. Peristiwa ini hanya yang terbaru dalam serangkaian tindakan peradilan dan penegakan hukum yang dipertanyakan terhadap media Turki yang kritis terhadap pemerintah," katanya.

Bantuan untuk Pemberontak

Dündar dan Gül dikirim ke Penjara Silivri pada 26 November setelah pengadilan Istanbul memerintahkan penangkapan mereka dan menyita rekaman yang dipublikasikan yang menurut badan intelijen negara berisi berita tentang membantu mengirim senjata ke Suriah.

Rekaman yang dirilis oleh Cumhuriyet pada 29 Mei itu menunjukkan pasukan gendarmerie dan polisi  membuka peti di bak truk yang berisi kebutuhan sehari-hari dan apa digambarkan sebagai senjata dan amunisi yang dikirim oleh dinas intelijen untuk pejuang di Suriah pada Januari 2014.

Setelah kejadian itu, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan mereka yang menerbitkan berita "akan membayar harga yang berat." Dan menyatakan kembali bahwa barang itu hanya diperuntukkan bagi Turkmen di Suriah.

Sejarah Hitam Demokrasi

Perdana Menteri Turki,  Ahmet Davutoglu, mengisyaratkan bahwa Dündar dan Gül bisa diadili tanpa penangkapan, seperti dilaporkan harian Hurriyet.

"Sebuah pengadilan (terhadapi Dündar dan Gül) tanpa penangkapan bisa dikatakan sebagai lebih nyaman," kata perdana menteri kepada sekelompok wartawan di parlemen, di Ankara pada pada hari Minggu (28/11).

Dia menambahkan bahwa keputusan mengadili Dündar dan Gül tanpa penangkapan tidak bergantung pada inisiatif mereka, tetapi pada "peradilan yang independen."

Sementara itu, Politisi dari Partai Rakyat Republik (CHP), Kemal Kilicdaroglu,menyebut penangkapan itu sebagai "titik hitam" sejarah demokrasi Turki.

"Memenjarakan dua wartawan adalah titik hitam dalam sejarah demokrasi kita," kata Kilicdaroglu pada hari Minggu (29/11) saat mengunjungi kantor Cumhuriyet di distrik Sisli, Istanbul.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home