Loading...
EKONOMI
Penulis: Eben E. Siadari 15:53 WIB | Kamis, 07 Januari 2016

Walau Ekonomi Melambat BKPM Pastikan Investasi 2015 Lampaui Target

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani (Foto: Dok satuharapan.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM -  Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani, memastikan realisasi investasi sepanjang 2015 melewati target yang dipatok Rp519,5 triliun.

"Yang pasti naik, target kita Rp519,5 triliun kan, tetapi sekitar Rp540 triliun sudah pasti dapat," kata dia seusai mengunjungi proyek pembangunan pabrik otomotif PT Saic General Motor Wuling di Kawasan Industri Delta Mas, Cikarang, Jawa Barat, Kamis (7/1).

Dalam catatan BKPM, realisasi investasi Januari--September 2015 mencapai Rp 400 triliun, meningkat 16,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp342 triliun. 
   
Realisasi investasi tersebut sudah mencapai 77 persen dari target realisasi investasi pada tahun 2015 Rp 519,5 triliun.

Dari realisasi investasi Januari--September tersebut, penanaman modal dalam negeri (PMDN) meningkat 16,4 persen sebesar Rp 133,2 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, sementara realisasi investasi penanaman modal asing (PMA) naik 16,9 persen sebesar Rp 266,8 triliun.
   
Adapun dari sisi tenaga kerja realisasi investasi sepanjang Januari--September 2015 juga menyerap tenaga kerja sebanyak 1.059.734 orang, naik 10,4 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2014 sebesar 960.336 orang.

Franky menambahkan, perlambatan ekonomi masih akan terus membayangi pertumbuhan investasi Indonesia pada tahun ini.

Dengan pertimbangan tersebut, pihaknya urung merevisi target realisasi investasi yang dipatok Rp 594,8 triliun pada tahun 2016.

"Kami tidak pernah merevisi target karena iklim investasi di Indonesia dan global masih `fragile` (rentan) juga. Semester pertama nanti paling kita sudah bisa lihat, ini `upbeat` terhadap target atau tidak," katanya

Franky menjelaskan bahwa perlambatan ekonomi masih akan membayangi pada tahun 2016 menyusul harga minyak dunia yang rendah.

"Kalau Saudi dan Iran tegang terus, kan bisa menghambat suplai," katanya.

Pertumbuhan investasi, lanjut Franky, juga perlu memperhatikan perkembangan dunia lainnya, seperti kenaikan suku bunga yang dilakukan oleh bank sentral Amerika, Federal Reserve (The Fed), menjadi 0,5.

"Ini juga pertama kalinya Amerika Serikat ekspor. Belum lagi ada Myanmar yang sukses pemilunya. Ini membuat tantangan berkompetisi makin lebar. Yang tadinya saingan kita hanya Malaysia dan Vietnam, sekarang tambah Filipina dan Myanmar," katanya.

Oleh karena itu, lanjut Franky, soliditas antara pelaku dan pemerintah perlu ditingkatkan guna menciptakan iklim berinvestasi yang mengundang. (Ant)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home