Loading...
EKONOMI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 10:13 WIB | Minggu, 24 Mei 2015

WEF TimTeng: Infrastruktur Bisa Perangi Terorisme

Mantan Menteri Luar Negeri Yordania Hani Mulki dalam sebuah panel di Forum Ekonomi Dunia di Yordania. (Foto: WEF 2015)

YORDANIA, SATUHARAPAN.COM – Membangun infrastruktur yang lebih baik di Timur Tengah akan meningkatkan stabilitas dan membantu memerangi terorisme, kata Mantan Menteri Luar Negeri Yordania Hani Mulki dalam sebuah panel di Forum Ekonomi Dunia di Yordania (WEEF).

Dia mengatakan dalam sebuah diskusi panel bahwa membangun jaringan pipa air dan jaringan listrik yang mencakup beberapa negara akan menurunkan kesenjangan pendapatan dan mendorong stabilitas regional.

"Ini akan membuat daerah mengurangi risiko (terorisme)," kata dia kepada Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Timur Tengah dan Afrika Utara 2015.

"Ini akan memerangi terorisme, ekstremisme, dan pada saat yang sama akan memberikan transparansi," kata dia menambahkan pada Sabtu (23/5).

Melibatkan sektor swasta merupakan tantangan dalam membangun jalan yang lebih baik, sekolah, jaringan listrik dan jaringan transportasi di Timur Tengah, Mulki menambahkan.

"Sektor swasta akan menghindari risiko yang masuk ke proyek-proyek infrastruktur jangka panjang utama. Alasannya adalah risiko politik, risiko regulasi, dan tidak adanya transparansi, "kata dia.

Gordon Brown, Perdana Menteri Inggris pada 2007-2010, mengatakan ada "kesempatan besar" untuk membangun infrastruktur yang lebih baik di wilayah tersebut.

Tapi keterlibatan sektor swasta akan penting untuk ini, Brown menambahkan.

"Hambatannya adalah mereka tidak tahu bahwa cara yang paling positif ke depan adalah kemitraan yang lebih efektif antara sektor publik dan swasta," katanya.

"Saya percaya bahwa kita dapat membuat kemajuan hanya oleh sektor publik dan swasta mengembangkan kemampuan bersama untuk memindahkan kebutuhan infrastruktur ke depan."

Rata-rata hanya 5 persen dari produk domestik bruto negara Timur Tengah dihabiskan untuk infrastruktur, dibandingkan dengan sekitar 15 persen di Tiongkok.

Majid Jafar, kepala eksekutif dari Crescent Petroleum, tertua perusahaan minyak dan gas swasta di Timur Tengah, mengatakan belanja murah langsung terkait dengan ketidakstabilan di wilayah tersebut.

"Itu sebabnya Tiongkok tidak punya lain Tiananmen Square, dan itulah mengapa kita akan tetap memiliki  kotak Tahrir," katanya.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home