Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 09:14 WIB | Selasa, 08 Maret 2016

YLKI : Peraturan Plastik Berbayar Jadi Ajang Bisnis

Ilustrasi Konsumen membawa barang yang telah dibeli menggunakan kantong plastik di salah satu mini market di Pasar baru, Jakarta, Minggu (21/2). (Foto: Dok. satuharapan.com/ Antaranews/Wahyu Putro A)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, peraturan mengenai kantong plastik berbayar justru dimanfaatkan pengusaha ritel untuk ajang bisnis.

"Kami amati setelah digulirkannya peraturan mengenai kantong berbayar itu, justru dijadikan upaya untuk jualan kantong plastik," kata Tulus dalam konferensi pers di Kantor Batan, Jakarta, Senin (7/3).

Padahal seharusnya, peraturan mengenai kantong plastik berbayar itu untuk mengurangi penggunaan plastik.

"Seharusnya, kasir mengedukasi pelanggan bukan malah menawarkan untuk membeli plastik. Dari pengamatan kami di suatu ritel besar hanya ada satu pelanggan yang membawa tas belanja," kata dia.

Selama ini, kata dia, masyarakat Indonesia termasuk yang rakus terhadap pemakaian plastik. Penerapan kantong plastik berbayar sudah tepat, namun tarif yang diterapkan untuk kantong plastik masih murah yakni Rp200.

"Kami berharap, penemuan plastik ramah lingkungan dari Batan ini, bisa diproduksi massal dan dimanfaatkan masyarakat," katanya.

Batan, memperkenalkan kantong plastik ramah lingkungan yang berasal dari limbah pengolahan singkong dan menggunakan teknik radiasi nuklir.

"Plastik ini sangat ramah lingkungan, dan mudah terurai oleh mikroba tanah hanya dalam waktu dua sampai enam bulan," kata Kepala Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (Pair) Batan, Hendig Winarno.

Plastik ramah lingkungan tersebut, kata Hendig, sudah ditemukan oleh pihaknya sejak 10 tahun yang lalu. Namun baru diperkenalkan saat ini, bertepatan dengan pemberlakuan kantong plastik berbayar di ritel-ritel yang ada di Tanah Air.

Teknologi nuklir, kata dia, dapat menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi penggunaan plastik konvensional.

Radiasi gamma dan berkas elektron, dapat digunakan untuk membuat bahan baku pembuatan plastik dari bahan kopolimer yang mudah diurai.

Proses penyinaran radiasi terhadap bahan plastik, tidak akan mengakibatkan bahan yang disinari menjadi radioaktif, sehingga aman bagi penggunanya. Beberapa keunggulan proses radiasi adalah prosesnya relatif sederhana, aman, bersih dan tidak menggunakan katalis kimia. Ikatan antara molekul bahan yang diiradiasi terbentuk ikatan kimia, sehingga produknya relatif kuat. (Ant)

 

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home