Loading...
INDONESIA
Penulis: Prasasta Widiadi 08:17 WIB | Selasa, 03 Desember 2013

Zuhdiyah Nihayati: Ada Yang Menolak ke Rumah Sakit Karena Ketiadaan Biaya

dr. Zuhdiyah Nihayati (foto: Prasasta Widiadi)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Dr. Zuhdiyah Nihayati selaku salah satu anggota tim medis Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) menuturkan salah satu pengalamannya saat berada di Albuerra, Pulau Leyte, Filipina. Zuhdiyah Nihayati hadir pada Senin (2/12) di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Zuhdiyah hadir sebagai pembicara bersama dengan dr. Corona Rintawan.

Keduanya mengisahkan hal-hal yang paling menarik selama bekerja kemanusiaan di dua pulau di Filipina tersebut.

Zuhdiyah Nihayati menceritakan sedikit pengalaman dia saat melayani warga di sebuah Rural Health Unit (RHU), sama dengan puskesmas di Indonesia yang ada di Albuerra, bagian selatan dari Ormoc City.

Zuhdiyah menjumpai fakta bahwa ada sepuluh orang warga Albuerra yang harus segera dilarikan ke rumah sakit karena berbagai alasan.

“Setidaknya ada tujuh orang yang menolak ke rumah sakit karena alasan biaya,” kata Zuhdiyah.

Zuhdiyah mengatakan pelayanan kesehatan primer yang dilakukan oleh MDMC, diadakan di pusat desa (bahasa Filipina, barangay) dan dengan kondisi fisik bangunan pusat kesehatan tersebut telah hancur.

“Walau pusat kesehatan desa hancur tetapi sebagian personel (petugas RHU)masih selamat,” lanjut Zuhdiyah.

Dr.Zuhdiyah juga mengatakan selama dia dan kelompok yang ditugaskan di  Tuburan, Pulau Cebu (20/11) hingga (23/11) tim MDMC mendapat sambutan hangat dari Walikota dan Wakil Walikota Tuburan. Menurutnya, semua kebutuhan akomodasi tim ditanggung oleh Wakil Walikota Tuburan.

Tim MDMC yang bertugas di Filipina terdiri dari satu dokter spesialis anestesi, dua dokter emergensi, tiga perawat, dan dua SAR. 

Dr. Corona juga mengatakan pengalamannya yang menarik, yakni saat MDMC melakukan perjalanan laut berangkat menuju Pulau Leyte dari Pulau Cebu, pada (24/11). Seluruh armada MDMC, menurut dr. Corona, khawatir karena kapal yang mereka gunakan untuk melakukan penyebrangan antar pulau tersebut sudah sepuluh tahun tidak digunakan.

“Waktu kami mau menyebrang antar pulau ini, kami awalnya kurang yakin. Jaman sekarang di Filipina orang lebih memilih menyebrang antar pulau dengan pesawat, tetapi kami masih menggunakan kapal. Parahnya, kapal ini sudah sepuluh tahun tidak digunakan,” menurut Corona.

Bersyukur bagi tim MDMC tiba dengan selamat, karena saat tim MDMC melintas

antar pulau tersebut cuaca baik,dan mereka tiba dengan selamat.  

Lebih lanjut menurut Corona, sebelum ke Ormoc tim telah bertugas di kota Tuburan. Kota wisata di utara Cebu ini merupakan kota termiskin nomor tiga di Provinsi tersebut. Menurutnya, tampak antusiasme warga untuk memeriksakan kesehatan di pos MDMC cukup tinggi. Tim dibagi dua, satu tim di RS Tuburan, dan satu tim di salah satu puskesmas di sana.

“Saat di  RUH (Rural Urban Hospital, sebutan puskesmas setempat), kita melayani 172 pasien di hari pertama, di hari kedua 152 pasien, dan pasien yang dirujuk ke RS Tuburan ada 21 utk dua hari," lanjut dokter asal RS Muhammandiyah Lamongan tersebut.

Saat ini menurut pantauan MDMC, ada beberapa organisasi kemanusiaan dari negara-negara Eropa yang akan bertugas dalam jangka waktu sangat lama yakni, MDM France Doctors For The World, dan Israel Aid keduanya di desa Ipil, sementara Mecy Malaysia berada di desa Valencia atau tepatnya berada di City Health Department. Satu lagi yakni Canadian Medical Asistance Team (CMAT) mengambil pos utama di Ospa Hospital di desa Nueva Sociedad.  

Dr. Zuhdiyah berangkat ke Filipina bersama dengan tim MDMC, antara lain dr. Corona Rintawan (dokter dari RS Muhammadiyah Lamongan), dr. Indragiri SP An (dokter spesialis anestesi RS Islam Jakarta Pondok Kopi), dr. Zuhdiyah Nihayati (dokter RS Muhammadiyah Lamongan), Firdaus Wadji Ghofar Ismail (bagian Komunikasi Darurat Save and Rescue Kabupaten Klaten), Drs. Ngadiman (Staf Logistik Save and Rescue dari RS PKU Muhammadiyah Karanganyar), Karsim Tahal Tondo (perawat dari RS Muhammadiyah Lamongan), Gunawan Nur Rahmad (perawat dari RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta), Eko Budi Santoso (perawat dari RS PKU Muhammadiyah Gombong).

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home