14 Juta Warga Afrika Akan Divaksin Anti Demam Kuning
JENEWA, SATUHARAPAN.COM - Lebih dari 14 juta orang di Angola dan Republik Demokratik Kongo (RDK) akan divaksin, untuk melawan demam kuning sehingga mencegah penyebaran penyakit itu secara nasional dan internasional.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengkoordinasi kampanye vaksinasi darurat itu, dan menyebutnya salah satu upaya terbesar di Afrika.
Kampanye vaksinasi massal seperti ini, biasanya perlu waktu perencanaan tiga sampai enam bulan. Tapi WHO mengatakan kampanye ini harus dimulai sebelum awal musim hujan pada bulan September, karena penyebaran demam kuning bisa menjadi tak terkendali.
Demam kuning adalah penyakit mirip flu, tetapi mematikan dan ditularkan lewat nyamuk. Gejalanya termasuk demam tinggi serta kulit dan mata menguning. Penyakit itu tidak dapat disembuhkan, tapi bisa dicegah dengan vaksin.
Sejak merebaknya wabah penyakit itu bulan Desember, WHO memperkirakan jumlah korban tewas mencapai 369 di Angola dan 16 di Republik Demokratik Kongo. Terdapat hampir 6.000 kasus dugaan dan kasus yang dikukuhkan di kedua negara itu.
Demam kuning, biasanya muncul di wilayah terpencil di mana warga secara rutin diberi vaksin. WHO mengatakan wabah terbaru ini sangat mengkhawatirkan, karena untuk pertama kalinya terjadi di wilayah perkotaan yang padat dengan tingkat kekebalan tubuh sangat rendah, dan risiko penularan sangat tinggi.
Juru bicara WHO Tarik Jasarevic mengatakan, risiko penularan internasional juga mengkhawatirkan.
“Urbanisasi dan mobilitas semakin meningkat. Ada juga perubahan lingkungan yang mungkin menyebabkan penyebaran internasional penyakit bawaan nyamuk… tapi, kami rasa wabah ini bisa dikendalikan apabila kita bisa melindungi orang-orang dengan vaksin. Jadi tujuannya adalah mencegah wabah ini agar tidak menjadi darurat kesehatan publik internasional," katanya.
Kampanye vaksinasi massal, akan diadakan di Kinshasa dan sepanjang perbatasan Republik Demokratik Kongo (RDK) dengan Angola. Jasarevic menggambarkan cakupan kampanye ini belum pernah terjadi sebelumnya.
“Ada 17.3 juta spuit yang harus dikapalkan atau dikirim lewat udara ke RDK, 41.000 petugas dan relawan kesehatan telah dimobilisasi dengan lebih dari 500 kendaraan untuk beroperasi di lebih dari 8.000 lokasi vaksinasi di Kinshasa dan sepanjang perbatasan," katanya.
WHO mengatakan, sebuah komite darurat akan bertemu dalam beberapa pekan mendatang, untuk mengevaluasi situasi dan memutuskan apakah epidemi demam kuning telah berhasil dikendalikan atau termasuk situasi darurat kesehatan publik yang mengkhawatirkan secara internasional. (voaindonesia.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
RI Evakuasi 40 WNI dari Lebanon via Darat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia mengevakuasi 40 Warga ...