Loading...
SAINS
Penulis: Bayu Probo 07:33 WIB | Selasa, 23 Agustus 2016

Presiden Jokowi Perintahkan PT DI Pindah ke Majalengka

Rancangan induk kawasan aero city Bandar Udara Internasional Kertajati di in Majalengka, Jawa Barat. PT Dirgantara Indonesia (DI Persero) direncanakan pindah lokasi dari Bandung ke kawasan aero city Kertajati. (Sumber: pupr.go.id)

BANDUNG, SATUHARAPAN.COM – Kantor dan pabrik PT Dirgantara Indonesia (PT DI) di Bandung akan dipindahkan ke Majalengka (lebih kurang 200 km timur laut Bandung). Presiden Joko Widodo memerintahkan pemindahan itu.

PT DI nantinya dipindahkan ke kawasan aero city, Bandara International Jawa Barat (BIJB) Kertajati. "Kami meminta izin (ke gubernur) untuk pindah. Soalnya, lahan saat ini, yang seluas 45 hektare, tidak memadai untuk industri pesawat terbang. Pemilihan lokasi di Kertajati pun atas keputusan Presiden Joko Widodo. Presiden mengatakan luas lahan untuk PT DI di Kertajati nanti sekitar lima hingga enam kali lipat dari yang di Bandung. Saat ini, kami masih menyiapkan lahannya," Dirut PT DI Budi Susanto, seusai bertemu dengan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kamis (18/8). Aero city adalah kawasan permukiman dan bisnis terintegrasi bandar udara.

Budi melanjutkan alasan Presiden Jokowi meminta PT DI pindah kantor dari Bandung ke Kertajati, Kabupaten Majalengka, agar bisa lebih optimal dalam memproduksi pesawat terbang.

"Waktu kami bertemu Presiden, dan beliau bertanya berapa luas tanah di Bandung, kami bilang 40 hingga 50 hektare. Beliau bilang, ‘masa industri kapal terbang 40 hingga 50 hektare, nanti enggak maju-maju itu’,” ujar Budi.

Presiden Jokowi, menurut dia, menilai lokasi aero city Bandara Internasional Jawa Barat dipilih karena dinilai cocok untuk jadi kantor baru badan usaha milik negara (BUMN) yang memproduksi pesawat terbang pertama dan satu-satunya di Indonesia dan Asia Tenggara itu. Rencananya, perpindahan dilakukan dua sampai tiga tahun ke depan, menunggu tuntasnya pembangunan bandara.

Meski pindah ke Kertajati, kata Budi, bukan berarti lokasi di Bandung ditutup. "Lahan yang di Bandung, akan dikembalikan ke negara, tetapi kami tetap di situ juga. Nanti, pabrik di Bandung dijadikan tempat produksi alutsista. Kami akan buat pesawat tempur," ujarnya.

Kawasan BIJB dan aerocity direncanakan seluas 3.600 hektare. Jauh lebih luas daripada Cengkareng. PT DI akan membutuhkan lahan sekitar 250-300 hektare.

Majalengka Menyambut Baik

Rencana pemindahan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dari Bandung ke Majalengka disambut baik masyarakat setempat. Pasalnya, PT DI dianggap bisa membuka peluang bagi pemerintah daerah untuk mengoptimalkan pendapatan, sehingga sektor pendapatan asli daerah (PAD) tidak hanya dioptimalkan dari pos-pos yang membebani masyarakat seperti PBB (pajak bumi dan bangunan).

Hal ini diungkapkan Wakil Ketua DPRD Majalengka Drs M Jubaedi, Senin (22/8). Jadi, diharap PT DI bisa menjadi mitra bagi Pemkab Majalengka. Dia juga menanyakan kemungkinan pemerintah daerah jadi mitra penyertaan modal seperti yang pernah diprogramkan lewat penyertaan modal Pemkab Majalengka ke PT BIJB.

“Harus bisa jadi peluang meningkatkan pendapatan daerah. Misalnya kalau ada peluang bisa dilakukan sistem penyertaan modal, atau sekiranya pengelolaan air bersihnya ditangani oleh PDAM Majalengka, sekalian juga di PT BIJB-nya. Jadi bisa memetik manfaat yang berkelanjutan, tidak hanya mengandalkan PBB,” ujar politikus PKB itu.

“Pada dasarnya, kami sangat senang bila PT Dirgantara Indonesia berkantor di Majalengka. Memang seharusnya demikian. Dengan bermarkas di sini, akan memudahkan koordinasi khususnya dengan pemda, dan umumnya dengan pelaku-pelaku teknis pekerjaan di lokasi bandara dan lokasi industri mereka,” ujarnya. (Ant/Radar)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home