Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 00:51 WIB | Jumat, 17 November 2017

36 Karya Pegrafis Thailand Dipamerkan dalam Boundary of Freedom

36 Karya Pegrafis Thailand Dipamerkan dalam Boundary of Freedom
Pameran karya grafis Puritip Suriyapatarapun "Boundary of Freedom" di Bentara Budaya Yogyakarta, Jalan Suroto No. 2 Yogyakarta, 14-22 November 2017 (Foto-foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)
36 Karya Pegrafis Thailand Dipamerkan dalam Boundary of Freedom
A Song of Red Society Heroic Enthusiast (litho-alugraphy |2/4| 2014)
36 Karya Pegrafis Thailand Dipamerkan dalam Boundary of Freedom
Our Whole Life Searching, (litho-alugraphy | 2014), pemenang II Kompetisi Internasional Trienal Seni Grafis Indonesia V 2015

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Tiga puluh enam karya grafis dengan teknik cetak datar litho-alugraphy karya pegrafis asal Thailand Puritip Suriyapatarapun dipamerkan di Bentara Budaya Yogyakarta, Jalan Suroto No. 2 Yogyakarta. Pameran tunggal bertajuk "Boundary of Freedom " dibuka pada Selasa (14/11) malam oleh dosen seni rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Edi Sunarsa.

Pada Trienal Grafis V 2015 yang diikuti seniman grafis dari 20 negara yaitu Amerika Serikat, Argentina, Australia, Belgia, Brasil, Bulgaria, Kanada, Italia, India, Jepang, Jerman, Malaysia, Mesir, Polandia, Puerto Rico, Spanyol, Swedia, Thailand, Turki. Karya Puritip berjudul "Our Whole Life Searching" terpilih sebagai Pemenang II oleh para juri yang terdiri dari Aminudin TH Siregar, Tisna Sanjaya, Bambang Bujono, Devy Ferdianto, dan Syahrizal Pahlevi.

Tentang teknik cetak datar, teknik ditemukan pada abad ke-16 di Eropa dengan plat klise cetak menggunakan batu cadas (limestone). Jenis batuan ini hanya ditemukan di Bavaria, Jerman dengan karakteristik pori-pori yang mampu menyerap-memisahkan antara air dan minyak dalam waktu bersamaan. Dari batuan jenis limestone itulah pertama kali cetak datar berkembang dengan teknik cetak ilthografi.

Perkembangan seni grafis lithografi sendiri sudah tidak banyak peminatnya. Kalah dengan teknik yang lainnya. Meski begitu di Jerman masih ada yang menyediakan peralatan cetak litho hingga persewaan studio. Saat ini batu litho sendiri di Jerman sudah menjadi barang antik. Batu litho kuno yang masih ada gambar/desainnya justru dijual lebih mahal dan menjadi koleksi tersendiri bagi kolektor.

Menyiasati sulitnya mendapatkan batu cadas (limestone), dalam beberapa tahun terakhir seniman grafis mencoba menggunakan plat alluminium menggantikan batu cadas (limestone). Teknik ini dikenal dengan nama litho-allugrafi. Di Yogyakarta Grafis Minggiran telah mencoba sekitar 5-6 tahunan terakhir.

Diantara teknik cetak datar, litho-allugrafi bisa dikatakan teknik cetak datar yang paling sederhana, terlebih ketika membandingkan dengan teknik lithografi yang memerlukan ketelitian dalam menyiapkan bidang cetak agar benar-benar rata.

Dengan menggunakan teknik allugrafi, ketiadaan batu litho bisa tergantikan dengan material plat/lempengan alluminium yang relatif mudah didapatkan. Dalam pembuatan desain pun bisa dilakukan langsung di atas plat alluminium yang sudah dihalus-ratakan terlebih dahulu dengan menggunakan amplas. Desain bisa langsung digambarkan dengan menggunakan pensil ataupun alat tulis lainnya. Setelah desain gambar selesai, seluruh lapisan plat cetak dilapisi dengan cairan GOM secara merata, tunggu sejenak setelah itu bersihkan dengan air. Keringkan, dan plat cetak siap untuk digunakan.

Pameran tunggal ini akan berlangsung sampai tanggal 22 November 2017.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home