Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 17:05 WIB | Senin, 19 Oktober 2015

7 Tewas 2 Kritis akibat Kebakaran Hutan di Gunung Lawu

Kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu dalam sebuah foto dokumentasi yang diambil pada 24 Agustus lalu. (Foto: Dok.satuharapan.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan hingga saat ini tercatat tujuh orang meninggal dunia dan dua orang luka berat akibat kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu.

“Semua korban meninggal dunia dibawa ke RS Magetan,” kata Sutopo dalam siaran pers yang diterima satuharapan.com, di Jakarta hari Senin (19/10).

Menurut Sutopo, jenazah terakhir dapat dievakuasi oleh tim medis dan SAR pada Senin (19/10) ini sekitar pukul 10.20 WIB, dan langsung dibawa ke kamar mayat RS Magetan.

“Tim gabungan dari BPBD, Perhutani, Koramil 0804/02 Plaosan, Polri, AGL (Anak Gunung Lawu), relawan, dan masyarakat  masih melakukan pemadaman, pendinginan, dan penyisiran di lereng Gunung Lawu untuk memastikan apakah masih ada korban atau tidak,” kata dia.

Sutopo mengungkapkan enam dari tujuh korban meninggal dunia sudah diketahui identitasnya:

1. Awang (20 thn), Ngawi.    

2. Sumarwan (50 thn), Ngawi.                   

3. Nanang Setyo Utomo (17 thn), Ngawi.   

4. Rita Septi (14 thn), Ngawi.

5. Joko Prayitno, Kebun Jeruk, Jakarta.

6. Nanang (siswa SMK PGRI), alamat belum diketahui.         

7. Mr. X, masih dalam identifikasi.

Sementara itu, korban luka berat:

1. Eko Nurhadi (45 thn) dari Brangol RT 2/RW 1 Brangol Kec Karangjati Ngawi dirawat di RSUD dr Sudono.

2. Novi Dwi Estiwati (14 thn), Jl. Rajawali Kel Beran RT 04/RW 01 Kec Ngawi, Kab Ngawi dirawat di RSUD Mardi Solo.

Hingga saat ini jalur pendakian pos pendakian Cemoro Sewu masih ditutup pada hari Jumat (16/10), mengingat kondisi cuaca makin kering. Daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah lebih dari dua bulan tidak hujan menyebabkan semak belukar kering dan mudah terbakar.

“Untuk itu diimbau agar pendaki gunung mematikan api unggun. Sumber api dimatikan dengan sempurna. Pastikan api benar-benar sudah padam. Jika perlu ditimbun dengan tanah. Angin kencang sering kali menyebabkan api hidup kembali dan membakar semak belukar di sekitarnya. Hal ini sudah sering terjadi yang menyebabkan hutan-hutan di gunung di Jawa terbakar,” kata dia.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home