Loading...
EKONOMI
Penulis: Ignatius Dwiana 09:18 WIB | Sabtu, 07 Desember 2013

ADB Danai Proyek Listrik Indonesia

Pengembangan infrastruktur jaringan listrik sangat dibutuhkan Indonesia. (Foto dari adb.org)

MANILA FILIPINA, SATUHARAPAN.COM – The ASEAN Infrastructure Fund Ltd. (AIF) memberikan pinjaman 25 juta dolar Amerika Serikat (Rp 299 miliar) untuk mendanai jaringan listrik di Indonesia. Hal ini menandai dimulainya sumber pendanaan bagi pengembangan infrastruktur yang sangat dibutuhkan oleh kawasan ini.

Ketua Dewan Direksi AIF dan juga Wakil Menteri Keuangan Indonesia Bambang Brodjonegoro mengatakan, “Diluncurkannya operasi pinjaman AIF adalah langkah penting bagi upaya mobilisasi sumberdaya di ASEAN yang diarahkan bagi pengembangan infrastruktur di kawasan ini. Kami juga sangat gembira bahwa pendanaan pertama AIF diperuntukkan bagi Indonesia.”

Keperluan pendanaan bagi pengembangan infrastruktur di negara-negara ASEAN diperkiraan akan mencapai 60 miliar dolar Amerika Serikat (Rp 717 triliun) per tahun antara 2010-2020. Meskipun Asia Tenggara memiliki tingkat simpanan swasta dan cadangan devisa yang tinggi, dana-dana tersebut kebanyakan diinvetasikan di luar Asia.

“Diluncurkannya pinjaman oleh AIF membuka era baru dalam investasi berbasis ASEAN, dan memberi kesempatan bagi negara-negara ASEAN untuk mengarahkan serta memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk pembangunannya sendiri,” kata Deputi Direktur Jenderal Departemen Asia Tenggara Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank, ADB) Ramesh Subramaniam.

Lanjut anggota Dewan Direksi AIF, “Ini hanyalah proyek AIF yang pertama. Ke depannya, kita dapat berharap adanya serangkaian proyek selanjutnya di 2014.”

AIF direncanakan dapat mendanai sebanyak-banyaknya 300 juta dolar Amerika Serikat (Rp 3,6 triliun) tiap tahun untuk pelbagai proyek pengembangan jalan raya, jalur kereta api, jaringan listrik, saluran air, serta sarana dan prasarana penting lainnya. Proyek-proyek tersebut diseleksi berdasarkan dampaknya pada upaya pengurangan kemiskinan, serta imbal balik ekonomis yang layak.

Pinjaman pertama AIF ini akan membantu pendanaan bagi perluasan jaringan transmisi listrik dari Jawa ke Bali, dan mengatasi kelemahan sistem yang telah mengakibatkan banyaknya pemadaman listrik di pulau yang bergantung pada pendapatan dari turisme tersebut. Proyek senilai 410 juta dolar Amerika Serikat (Rp 4,9 triliun) itu juga turut didanai investasi dari Pemerintah Indonesia, serta pinjaman dari ADB.

Kesepakatan Pemegang Saham bagi pendirian AIF ditandatangani negara-negara ASEAN dan ADB pada September 2011. Kesepakatan ini mengatur penyertaan modal dan kontribusi tiap negara anggota. AIF dibentuk di Malaysia pada April 2012 dan sepenuhnya beroperasi pada 2013. Termasuk dalam jajaran pemegang saham adalah Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, dan ADB. ADB bertindak sebagai pengelola dan penyedia dukungan teknis AIF. ADB juga berperan sebagai pencatat pinjaman bagi AIF.

ADB, yang berkedudukan di Manila, bertekad untuk mengentaskan kemiskinan di kawasan Asia-Pasifik melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan bagi lingkungan, dan terintegrasi di tingkat regional. Berdiri tahun 1966, ADB dimiliki oleh 67 negara, termasuk Indonesia. Pada 2012, bantuan ADB di kawasan ini mencapai 21,6 miliar dolar Amerika Serikat (Rp 258 triliun), termasuk pembiayaan bersama sebesar 8,3 miliar dolar Amerika Serikat (Rp 99 triliun).

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home