Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Francisca Christy Rosana 16:59 WIB | Kamis, 21 Mei 2015

Ahok: Bisa Ada Orang Jakarta Bunuh Diri karena Susah

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meresmikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di Jalan Bahari, Gandaria, Jakarta Selatan, Kamis (21/5) pagi. (Foto: Francisca Christy Rosana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pembangunan Ruang Publik Taman Ramah Anak (RPTRA) di DKI Jakarta menurut Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ialah salah satu langkah untuk menuruti keinginan para ibu rumah tangga dan para anak untuk memiliki sentra kegiatan yang layak dan nyaman digunakan. Terlebih, pembangunan RPTRA ini dinilai dapat memetakan persoalan sosial yang berkembang di masyarakat. Melalui RPTRA, masyarakat pun dapat saling bercerita bila tengah menghadapi persoalan ekonomi yang sulit.

“Jadi nanti komunitas masyarakat berkumpul untuk mengetahui kesulitan tiap keluarga. Jadi kita bisa tahu kalau ada anak kurang gizi ada lansia yang sakit. Bisa-bisa ada orang bunuh diri di Jakarta karena dia susah hidup dan nggak tahu mau share ke siapa, jadi ini ada tempat berkumpul,” ungkap ungkap mantan politikus Gerindra ini di RPTRA Gandaria, Kamis (21/5) sore.

Selama ini, masyarakat telah memiliki kelompok dan kegiatan seperti Lembaga Musyawarah Kota (LMK) dan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Posyandu, dan masih banyak lainnya. Sayangnya, kegiatan yang cukup banyak secara kuantitas tidak dapat ditampung di lokasi yang dapat menaungi seluruh kegiatannya.

Untuk itu, kini Pemprov DKI tak segan membeli banyak lahan, bahkan lahan pribadi warga untuk dijadikan lokasi RPTRA. Namun demikian, pengontrolan pemanfaatan RPTRA harus ditangani serius. Beberapa satuan kerja perangkat daerah atau SKPD diturunkan untuk melakukan pengontrolan pemanfaatan RPTRA.

“Nah kita ingin juga ini ada Pergubnya jadi siapa yang urus (tamannya, Red),” kata Ahok.

Ia menargetkan kelak DKI memiliki sekitar 300 taman. Taman hendaknya berbeda-beda setiap wilayah, disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar. Ada yang dikombinasikan dengan pasar, ada pula yang terletak di rumah susun (rusun).

“Kita harap bisa ngurusi anak DKI dari janin sampai lansia. Kita ini kesulitan karena tiap warga punya rumah tangga yang berbeda-beda. Ngurusi itu butuh komunitas untuk mengetahui kebutuhan yang berbeda-beda. Nah, RPTRA ini jadi tempat ngumpulnya. Kita petakan ini masalah sosial ini. Anak muda pengen apa, remaja maunya apa, ibu-ibu pengennya apa kita turuti,” katanya.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home